kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Film Joker masuk rating R, ini dampak psikologis jika ditonton anak-anak


Senin, 07 Oktober 2019 / 06:48 WIB
Film Joker masuk rating R, ini dampak psikologis jika ditonton anak-anak
ILUSTRASI. Film Joker


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

Padahal, sebuah film diberi kategori restricted karena di dalamnya mengandung unsur kekerasan berdarah-darah, perilaku mengganggu, bahasa, dan/atau gambaran seksual singkat.

"Anak bisa tiba-tiba bertingkah laku atau mengimitasi sifat buruk dari tokoh di film dalam kehidupan sehari-hari," ucap Samanta.

Oleh karena itu, sebaiknya orang tua mampu memberi pengertian mengapa film itu tidak boleh ditonton oleh anak dan menjelaskannya secara rasional. Wawasan orang tua tentang film juga sangat penting dalam hal penyampaian kepada anak.

Baca Juga: Hati-hati virus "Joker" mengancam ponsel android anda, segera hapus aplikasi ini

Selain dapat menceritakan tentang tokoh-tokoh dalam film tersebut, orang tua juga lebih bisa memilih cara penyampaian yang asyik dan mudah diterima oleh anak.

Hal terpenting, buatlah suasana menjadi tidak terlalu formal dan kaku. "Ini dapat diceritakan dalam suasana yang informal agar dapat diterima oleh anak lebih legowo," katanya.

Jika anak sudah menonton film rating "R" Jika anak sudah terlanjur menonton film dengan kategori "R" tersebut, amatilah perubahan perilaku anak dalam rentang waktu enam bulan setelahnya.

Jika ada perubahan perilaku yang menetap selama enam bulan, segeralah membawa anak untuk berkonsultasi dengan psikolog. Pastikan perubahan perilaku tersebut tetap berada pada batas normal.

Anak mungkin membutuhkan pertemuan berikutnya, jika memang terlihat ada indikasi perubahan perilaku yang tidak normal. "Pertemuan berikutnya dapat dilakukan jika dirasakan perlu oleh psikolog setelah pertemuan pertama dengan orangtua," kata Samanta. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Buruk Membiarkan Anak Nonton Film Rating "R"",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×