kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Film Joker masuk rating R, ini dampak psikologis jika ditonton anak-anak


Senin, 07 Oktober 2019 / 06:48 WIB
Film Joker masuk rating R, ini dampak psikologis jika ditonton anak-anak
ILUSTRASI. Film Joker


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Film bisa menjadi media belajar dan hiburan bagi anak. Namun, orang tua perlu cukup ketat mengawasi, agar anak menonton film sesuai dengan usianya.

Salah satu film yang tidak boleh ditonton oleh anak di bawah usia 17 tahun adalah Joker, film karya sutradara Todd Phillips yang juga sudah tayang di tanah air.

Dilansir dari situs Lembaga Sensor Film (LSF), lsf.go.id, film layar lebar Joker diklasifikasikan untuk penonton umur 17 tahun ke atas. Begitu pula di Amerika Serikat, Motion Picture Association of America (MPAA) memberi film ini rating R atau Restricted (terbatas).

Baca Juga: Terpopuler: Militer China di Hong kong | Joker raup US$39,9 juta

Di Indonesia, peringatan agar anak tidak menonton film Joker disampaikan lewat berbagai media, termasuk media massa cetak dan elektronik. Sayangnya, banyak anak justru ingin menonton filn tersebut karena penasaran.

Nah, menonton film dengan rating R ternyata punya dampak buruk bagi anak, lho. Apa saja dampaknya?

Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi menyebutkan, ada sejumlah dampak psikologis yang akan diterima anak jika menonton film kategori restricted tersebut.

Baca Juga: Joker raup penghasilan US$39,9 juta di hari kedua penayangan

1. Trauma tidak langsung

Anak mungkin saja belum siap untuk melihat adegan-adegan mengerikan atau kalimat yang membutuhkan pemahaman lebih dalam film tersebut.

Akibatnya, anak tidak mampu memahami dan menganalisa film, sehingga hanya fokus pada adegan yang diperlihatkan dalam film.

"Penyerapan yang diambil dari film tanpa ada diskusi lebih lanjut dengan orang dewasa pun akan meninggalkan jejak trauma tidak langsung di sistem otak anak," kata Samanta kepada Kompas Lifestyle, Jumat (4/10).

Beberapa dampak yang terjadi sebagai bentuk trauma di antaranya mimpi buruk, anak mengalami kecemasan, ketakutan, dan dampak terburuk adalah emosi serta pola pikir tokoh dalam film mempengaruhi kehidupan mereka di kemudian hari. 

Baca Juga: Kabar gembira, penjualan tiket pre-sale film Joker sudah dibuka

2. Meniru tingkah laku dalam film

Ketika emosi dan pola pikir tokoh dalam film sudah memengaruhi anak, dikhawatirkan perilaku anak secara tidak disadari ikut terpengaruh. Apalagi jika anak hanya memahami film lewat visual, bukan dari analisa adegan atau tokoh-tokoh di dalamnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×