Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Panggilan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan memang kuat, termasuk bagi mereka yang menderita penyakit kronik seperti diabetes melitus.
Walau penyakit diabetes bukan pantangan untuk berpuasa, tetapi ada syarat yang perlu dipenuhi agar puasanya berjalan lancar tanpa mengorbankan kesehatan.
"Yang paling penting adalah persiapan sebelum berpuasa. Kadar gula darah harus normal terlebih dulu, sehingga saat berpuasa tidak terjadi gangguan metabolisme yang berkaitan dengan gula darah," kata Dante Saksono, staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dante mengatakan, bila pasien diabetes ingin berpuasa perlu melakukan perencanaan dua sampai tiga bulan sebelum bulan puasa. Perencanaan tersebut harus dibawah pengawasan ketat dokter.
Dari pemeriksaan kadar gula darah dokter akan menentukan apakah pasien diabetes itu aman atau tidak berpuasa.
"Ada beberapa macam penderita diabetes yang mengalami komplikasi, misalnya kelainan ginjal. Nah, pasien seperti itu harus berhati-hati karena dapat menyebabkan komplikasinya bertambah berat," kata Dante.
Selain kadar gula darah yang harus normal, dokter juga akan mengubah pengaturan minum obat dan dosisnya dibuat seminimal mungkin. "Jadi saat berpuasa konsumsi obatnya sudah dimodifikasi," ujarnya.
Perubahan obat tersebut misalnya dari yang semula tiga kali sehari menjadi dua kali. Obat yang biasa diminum pada pagi hari diubah menjadi di minum setelah berbuka.
"Kalau obatnya dua kali sehari, biasanya obat yang diminum saat sahur dilewatkan. Atau kurangi dosis saat sahur menjadi setengah," katanya.
Pengaturan obat tersebut harus dikonsultasikan dengan dokter. Demikian pula dengan penderita diabetes yang sudah menggunakan insulin. Mereka yang dosis insulinnya tinggi sebaiknya tidak berpuasa.
(Lusia Kus Anna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News