Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di luar semua itu, kebijakan yang diterapkan pemerintah Swedia tetap tidak konvensional, termasuk menolak penggunaan masker wajah. Alasannya, masker memberikan keamanan palsu.
Salah satu kelompok vokal peneliti dan profesional kesehatan dan sains Swedia, yang menyebut dirinya Vetenskapsforum (Forum Sains) Covid- 19, mempermasalahkan kebijakan pemerintah Swedia tersebut.
Dalam video berjudul "You Should Be Protected," kelompok itu mengatakan pesan anti-masker pemerintah Swedia, dan gagasan bahwa masker itu sendiri berbahaya karena sangat sulit digunakan dengan benar, telah tertanam dengan begitu dalam. Sehingga pegawai publik, dari Guru, dokter mata, perawat, pernah dihina, bahkan dipecat, karena ingin memakai masker.
Baca Juga: Sedang bermain bersama Portugal, Ronaldo positif Covid-19
Kelompok tersebut juga berpendapat bahwa kebijakan anti-masker mungkin terkait dengan kasus kematian Covid-19 yang tidak perlu.
“Kematian di Swedia sejauh ini melebihi kematian yang diamati di negara-negara Nordik lainnya. Swedia sebenarnya saat ini di antara negara-negara tertinggi di dunia dalam hal kematian per kapita akibat Covid-19,” kata kelompok itu di situs webnya.
Faktanya, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, tingkat kematian Swedia menempatkannya di No. 17 di antara 191 negara di dunia.
Baca Juga: 20 negara paling bahagia di dunia, nomor satu Finlandia
Dengan hampir 6.000 kematian, tingkat kematian Swedia (58,12 per 100.000), jika disesuaikan dengan populasi, adalah lima kali lebih tinggi dari negara tetangga Denmark (11,83 per 100.000), hampir 12 kali lebih tinggi dari Norwegia (5,23 per 100.000) dan hanya sedikit lebih baik dari AS (67,28 per 100.000).
Tingkat infeksi virus corona di negara itu juga tetap jauh lebih tinggi - dua kali lipat dari Denmark dan tiga kali lebih tinggi dari Norwegia, di mana kedua negara tersebut mendorong penggunaan masker.