Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. WHO telah sejak lama beranggapan bahwa virus SARS-CoV-2, hanya menyebar lewat droplet atau percikan pernapasan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin. Namun, bukti adanya partikel virus yang lebih kecil yang ada di udara dapat menginfeksi manusia telah diungkapkan para ilmuwan dalam surat terbukanya kepada WHO.
Sebanyak 239 ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada WHO, CDC Amerika Serikat dan lembaga kesehatan lainnya, mendesak perubahan pada panduan publik tentang penyebaran virus SARS-CoV-2.
Sebelumnya, pedoman WHO yang fokus pada beberapa protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, menjaga jarak sosial (physical distancing) dan tindakan pencegahan terhadap droplet dengan penggunaan masker. Surat terbuka dari para ilmuwan dunia kepada WHO telah diterbitkan pada Senin lalu di jurnal Clinical Infectious Diseases.
Baca Juga: Waspadai 13 gejala virus corona yang membahayakan dan mungkin Anda tidak sadari
Aerosol berperilaku seperti asap rokok
Para ilmuwan mengatakan lembaga-lembaga kesehatan dianggap masih abai pada tetesen kecil virus yang menyembur dari mulut kita, menjadi aerosol dan melayang di udara, yang kemungkinan menjadi cara penularan Covid-19.
"Mereka tidak ingin berbicara tentang penularan melalui udara, karena itu akan membuat orang takut," kata Donald Milton, profesor keseharan lingkungan di University of Maryland seperti diwartakan CNN, Rabu (8/7/2020).
Baca Juga: Virus corona bisa menyebar lewat udara, WHO harus mengubah pedoman kesehatan
Sebuah studi yang dipublikasikan pertengahan Maret lalu menemukan virus corona baru dapat bertahan dalam tetesan pernapasan mikroskopis berdiameter sekitar 2,5 mikron, bahkan lebih kecil dan bisa bertahan hingga 3 jam.