kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona belum rampung, virus flu baru berpotensi pandemi muncul lagi di China


Selasa, 30 Juni 2020 / 12:06 WIB
Corona belum rampung, virus flu baru berpotensi pandemi muncul lagi di China
ILUSTRASI. Para peneliti khawatir virus ini bisa bermutasi lebih jauh sehingga bisa menular dengan mudah.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah galur (strain) virus flu baru yang berpotensi menjadi pandemi telah diidentifikasi oleh sejumlah ilmuwan di China. Galur virus itu mengemuka baru-baru ini dan dibawa oleh babi, tapi dapat menjangkiti manusia, sebut ilmuwan-ilmuwan tersebut.

Para peneliti khawatir virus itu bisa bermutasi lebih jauh sehingga bisa menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain dan memicu wabah penyakit sedunia. Meski temuan ini bukan masalah darurat, menurut para ilmuwan, virus tersebut punya "semua tanda" untuk menular ke manusia sehingga perlu diawasi ketat.

Baca Juga: Jokowi: Jangan sampai ada gelombang kedua Covid-19!

Karena virus ini baru, hanya sedikit manusia atau bahkan tidak ada manusia yang kebal terhadapnya. Ancaman pandemi Galur virus baru yang bisa menyebabkan wabah adalah ancaman teratas yang dipantau oleh para ahli, bahkan ketika seluruh dunia sedang mencoba mengakhiri pandemi virus corona.

Pandemi flu terakhir yang dihadapi khalayak dunia—wabah flu babi yang bermula di Meksiko pada 2009—kurang mematikan dari dugaan awal. Salah satu penyebab utamanya, banyak orang-orang tua memiliki kekebalan terhadapnya, mungkin karena virus tersebut mirip dengan virus flu yang beredar bertahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kabar baik, pengembangan vaksin corona di China menuju babak baru

Virus tersebut, yang disebut A/H1N1pdm09, kini dapat dilawan dengan vaksin flu tahunan guna memastikan masyarakat terlindungi. Galur virus flu yang diidentifikasi di China, mirip dengan flu babi pada 2009, namun dengan beberapa perubahan baru. Sejauh ini, virus tersebut belum menimbulkan ancaman besar, namun menurut Prof Kin-Chow Chang dan kolega-koleganya yang tengah menelitinya, virus itu patut diawasi.




TERBARU

[X]
×