kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah penyebaran varian Omicron, begini catatan dari praktisi kesehatan


Selasa, 30 November 2021 / 10:35 WIB
Cegah penyebaran varian Omicron, begini catatan dari praktisi kesehatan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amuk pandemi Covid-19 nyatanya belum usai. Dunia kembali waspada dengan penyebaran varian baru Covid-19, yakni B.1.1.529 alias Omicron. Varian ini diketahui memulai penyebarannya di Afrika Selatan.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Dokter RS UNS Surakarta Tonang Dwi Heriyanto mengungkapkan, penyebaran dari varian Covid-19 memang mesti diwaspadai. Jangan sampai jumlah kasus melonjak tinggi dan fasilitas kesehatan (faskes) tidak sanggup untuk menampung.

Jika faskes kewalahan dan penderita terpaksa bertahan di rumah saja, maka risikonya menjadi besar. Artinya, kesiapan faskes menjadi faktor penting. Setidaknya, kalau pun kemudian ada lonjakan kasus, faskes masih sanggup menampung serta bisa mengisolasi untuk menghambat penyebaran. 

Dengan begitu kasus bisa terjaga di level yang rendah. "Intinya harus tetap hati-hati, tidak boleh salah memahami, jangan sampai "orang sembuh sendiri, kok takut". Karena begitu terinfeksi, risikonya tinggi," terang Tonang saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/11).

Tonang mengingatkan, pemerintah memiliki sejumlah kewajiban. Pertama, memastikan pelaksanaan aturan protokol kesehatan (prokes). Disiplin prokes juga harus ditunjukkan dengan keteladanan dari para penyelenggara pemerintahan.

Baca Juga: Mengunyah permen karet bisa mencegah Covid-19? Cek laporannya

Kedua, memisahkan potensi atau sumber-sumber penularan dan mengisolasinya. Ketiga, merawat yang mengalami gejala. Keempat, memberikan proteksi berupa vaksinasi. Berbarengan dengan itu, masyarakat juga wajib disiplin prokes, mendukung pelaksanaan isolasi, serta menjalani vaksinasi.

Dihubungi terpisah, Dokter Residen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr. Caesar Givani juga menegaskan bahwa disiplin program 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan pelaksanaan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) tetap menjadi kunci yang paling penting.

Caesar melihat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sebenarnya sudah cukup baik. Namun, dalam beberapa bulan terakhir disiplin masyarakat sudah mulai kendor. "Ini berbahaya. Perlu menjaga tetap disiplin prokes," ujarnya.

Untuk meminimalkan penyebaran covid-19 varian baru ini, Caesar menilai menjadi kebijakan yang logis bila pemerintah kembali memperketat mobilitas masyarakat. Seperti pelaksanaan PPKM Level 3 yang akan berlangsung pada masa libur natal dan tahun baru.

"Untuk menjaga kedisiplinan itu saya bisa mengerti bahwa pemerintah terpaksa membuat aturan ketat seperti melarang cuti natal tahun baru, dan menjaga ketat kedatangan dari luar negeri," pungkas Caesar.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×