Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Cairan merupakan komponen yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit.
Secara normal, cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam jumlah tertentu. Namun, seringkali anak-anak masih kurang dalam mendapatkan asupan cairan yang cukup terutama saat bersekolah atau beraktivitas lama di luar rumah.
Padahal, air pada tubuh anak menempati persentase yang besar dari berat badannya. Persentase air dalam tubuh anak lebih besar dibanding dewasa karena luas permukaan tubuhnya yang lebih besar dan kandungan lemak yang lebih sedikit.
Baca Juga: Pemkot Solo tunda belajar tatap muka di sekolah tahun depan
Kebutuhan cairan per hari pada anak
Dirangkum dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh anak. Berikut rata-rata kebutuhan cairan pada anak dalam sehari:
- Bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari.
- Bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari.
- Anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari.
- Anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari.
- Anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan.
- Anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan.
Baca Juga: Tak hanya vaksin corona, orang dewasa juga butuh empat jenis vaksin ini
Cairan ini dapat berasal dari makanan maupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu, atau jus buah.
Namun, pada beberapa kondisi, anak memerlukan masukan cairan yang lebih banyak, seperti saat olahraga, cuaca yang panas/sangat dingin, dan saat berpergian jauh. Pada kondisi tersebut, perlu dipastikan bahwa anak memiliki akses untuk mengonsumsi cairan.
Anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa karena memiliki sensibilitas rasa haus yang lebih rendah serta tidak dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik.
Cairan tubuh yang kurang menyebabkan dehidrasi yang bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala dan tanda dehidrasi antara lain rasa haus, berkurangnya produksi urin, urin berwarna pekat, mata cekung, tidak ada air mata saat menangis, turgor kulit yang buruk, serta penurunan kesadaran.
Sementara pada bayi yang tidak dapat menyampaikan keluhan umumnya menjadi rewel dan haus. Jika tidak ditangani, bayi dapat menjadi lemas, cenderung tidur, dan tidak responsif.
Dehidrasi pada anak perlu cepat diidentifikasi dan ditangani karena dehidrasi berat yang berlanjut menjadi syok dapat mengancam nyawa.
Selanjutnya: Mengenal thalasemia pada anak, gejala dan pengobatannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News