kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Kelompok yang Berisiko Tinggi Terinfeksi Monkeypox


Senin, 22 Agustus 2022 / 05:59 WIB
Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Kelompok yang Berisiko Tinggi Terinfeksi Monkeypox
ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan sudah memastikan, satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet).


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan sudah memastikan, satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet). Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular.

Melansir laman kemkes.go.id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril mengimbau masyarakat agar tidak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan Covid-19. 

Sebagai gambaran, saat ini ada 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet diseluruh dunia namun yang meninggal hanya 12 orang, atau kurang dari 0.001% dari total kasus.
 
Transmisi monkeypox tidak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara.

"Penularan monkeypox melalui kontak erat," kata dr Syahril.

Terkait vaksinasi, WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksinasi massal dalam menghadapai monkeypox. Ada dua atau tiga negara yang sudah melakukan vaksinasi dan Indonesia juga sedang memproses untuk pengadaannya dan harus melalui rekomendasi dari Badan POM.

Baca Juga: Monkeypox Resmi Masuk Indonesia, Ini Cara Membedakan Gejala Cacar Monyet & Cacar Air
 
Pasien monkeypox akan sembuh sendiri manakala tidak ada infeksi tambahan atau tidak ada komorbid yang berat yang dapat memperparah kondisi pasien.
 
"Kalau pasiennya tidak ada komorbid dan tidak ada penyakit pemberat lain, Insya Allah sebetulnya pasien ini bisa sembuh sendiri," ucap dr. Syahril.
 
Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.

Lantas, siapa saja kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet?

Mengutip laman indonesiabaik.id, penyakit cacar monyet bisa menyerang siapa saja dan berbagai usia. Apalagi, cacar monyet diketahui dapat menular melalui kontak erat, sentuhan kulit, hubungan seksual hingga melalui cairan. 

Baca Juga: Gejala Cacar Monyet di Masa Invasi dan Masa Erupsi, Ayo Kenali!

World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.

WHO menyebut ada tiga kelompok orang yang paling rentan tertular cacar monyet. Kelompok ini harus menjaga diri sebaik mungkin karena menjadi yang paling berisiko.

Yang paling berisiko adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox, atau yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi.

Tenaga kesehatan juga memiliki risiko sehingga perlu untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi). 

Kemudian, bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×