Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberi peringatan terkait kemungkinan hasil positif palsu dari tes antigen cepat untuk mendeteksi infeksi virus corona, terutama jika tes digunakan dengan tidak benar.
FDA menyebutkan, pihaknya telah menerima laporan hasil positif palsu dari panti jompo dan layanan kesehatan lainnya. Menurut FDA, membaca hasil tes, baik sebelum atau setelah dari waktu yang ditentukan dalam instruksi, dapat menunjukkan positif atau negatif palsu.
Baca Juga: Catat! Ini dua faktor yang sangat menentukan risiko kematian Covid-19
Hal tersebut merujuk pada ketentuan otorisasi EUA antigen yang menetapkan laboratorium resmi harus mengikuti petunjuk untuk penggunaan terkait administrasi pengujian dan pembacaan hasilnya.
Selain itu, tes antigen yang tidak disimpan dengan benar sebelum digunakan berisiko memberi hasil salah. Memproses beberapa spesimen secara sekaligus dapat memengaruhi hasil tes karena kemungkinan sulit untuk memastikan waktu inkubasi yang tepat untuk setiap spesimen.
"Berhati-hatilah untuk meminimalkan risiko kontaminasi silang saat menguji spesimen pasien, yang dapat menyebabkan hasil positif palsu," kata FDA.
FDA menyarankan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan protokol pengujian tes antigen di panti jompo dan mempertimbangkan melakukan pengujian ulang untuk mengonfirmasi hasil dalam waktu 48 jam setelah dinyatakan positif.
"Secara umum, tes antigen tidak sepeka tes molekuler," papar FDA.
Sumber: Kompas.com (Nur Fitriatus, Jawahir Gustav/Editor: Irawan Sapto Adhi, Gloria S, Sari H, Rizal S)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Hal yang Perlu Diketahui soal Rapid Test Antigen"
Penulis : Mela Arnani
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Selanjutnya: Ingat, mulai 18 Desember keluar masuk Jakarta wajib sertakan hasil rapid test antigen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News