kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berbahayakah Penyakit Autoimun? Kenali Gejala dan Penanganannya dari Edukasi Siloam


Rabu, 21 September 2022 / 06:17 WIB
Berbahayakah Penyakit Autoimun? Kenali Gejala dan Penanganannya dari Edukasi Siloam
ILUSTRASI. Penyakit autoimun


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap manusia memiliki sistem kekebalan tubuh (sistem imun) yang bekerja sistematis mencari dan menghancurkan 'agen' yang berpotensi menyerang kekebalan tubuh. Pada situasi normal sistem Imun ini dapat mengenali sel tubuh dan atau sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia.

Pada edukasi bertajuk "Penyakit Autoimun,  Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatannya" yang diselenggarakan manajemen Siloam Hospitals Sriwijaya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., mengatakan, penyakit autoimun merupakan sistem imun yang mengubah targetnya dan menyerang sejumlah sel tubuh dengan melepaskan protein (disebut autoantibodi). Hampir semua organ didalam tubuh manusia dapat menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.

Baca Juga: Waspada 6 Penyebab Benjolan di Leher yang Mungkin Anda Alami

"Ada lebih dari 100 jenis keluhan penyakit yang dapat dikategorikan kumpulan penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Sementara ada pula dampak dari autoimun ini yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh," tutur dr. Masdianto dalam keterangannya, Selasa (20/9).  

dr. Masdianto menjelaskan, penyakit autoimun belum teridentifikasi secara pasti penyebabnya. Namun terdata jelas seperti layaknya penyakit penyakit lain, faktor penyebab cenderung dikarenakan oleh faktor Genetik (keturunan), lingkungan tempat tinggal, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perubahan hormon dan Infeksi.

"Merokok tembakau, konsumsi alkohol dan adanya Obesitas dan atau penyakit penyerta lain merupakan faktor resiko. Data valid pun menunjukkan adanya faktor resiko tinggi pada wanita rentan usia  20-50 tahun," ujarnya.

Penyakit Autoimun bahkan dimulai dengan sejumlah gejala ringan, misalnya kelelahan, pegal otot, demam ringan dan lainnya. Namun gejala ini berkepanjangan atau dalam kurun waktu yang cukup lama.

Baca Juga: 5 Tanda Daya Tahan Tubub Menurun yang Kerab Diabaikan

Pencegahan dan Pengobatan Autoimun

dr. Masdianto mengatakan, pencegahan autoimun dapat dengan melakukan pemeriksaan 'Immune Risk' yaitu pemeriksaan genomik, yaitu mengidentifikasi berdasarkan faktor genomik seseorang dengan mengacu pada faktor resiko kepada penyakit autoimun.

Dia mengingatkan dalam pencegahannya, dilengkapi dengan perbaikan faktor lingkungan tempat tinggal dan perbaikan gaya hidup yang sehat sebagai pencegahan terbaik terhadap penyakit autoimun.

Di awal pencegahan autoimun, dokter akan mendiagnosa penyakit ini tentunya diawali dengan wawancara, pemeriksaan fisik, tes ANA (antinuclear antibodi) yang berfungsi guna mengetahui aktifitas antibodi yang menyerang tubuh dan dilanjutkan melakukan tes Autoantibody untuk mendeteksi karateristik antibodi dalam tubuh, tes darah dan lainnya.

"Pahami bahwa sebagian besar atau banyak keluhan penyakit autoimun belum dapat disembuhkan dengan obat. Akan tetapi apabila gejala timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak memburuk atau flare. Pengobatannya pun akan merujuk kepada penyakit yang diderita pasien," terang dr. Masdianto,.yang berpraktik tetap di Siloam Hospitals Sriwijaya ini mengingatkan.

Baca Juga: Hati-Hati, Kenali Gejala Vaginismus agar Bisa Mengatasinya dengan Tepat

Adapun pencegahan penyakit autoimun dapat dilayani di salah satu faskes Siloam Hospital Group di bilangan, POM IX Lorok Pakjo Kota Palembang

dr. Masdianto mengatakan penyakit autoimun sangat bisa ber komplikasi serius ke penyakit atau keluhan seperti jantung, kerusakan syaraf atau organ seperti hati, ginjal, depresi atau gangguan kecemasan.

Adapun bagi wanita yang terdiagnosis autoimun dengan rencana kehamilan, umumnya mengacu data terdiri akan kondisi 6 bulan stabil, dokter akan mengijinkan untuk melanjutkan proses kehamilan.

Namun dokter tetap akan menjelaskan tiga kemungkinan penyakit autoimun yang diderita selama kehamilan yaitu terjadi perburukan, Stabil atau sama saja dan tentunya terjadinyanya perbaikan karena kehamilannya.

Menutup sesi edukasinya yang diikuti puluhan peserta dari berbagai komunitas kesehatan di kota Palembang, dr. Masdianto kembali mengingatkan meski pencegahan penyakit autoimun secara medis dapat dilakukan, namun pencegahan terbaik adalah menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga dan dilengkapi konsultasi pun pemeriksaan secara berkala melalui deteksi 'immunerisk' yang direkomendasikan untuk menghindari keluhan penyakit automin dan komplikasinya.

Baca Juga: Sederet Penyakit Autoimun yang Rentan Menyerang Perempuan

Jenis Penyakit Autoimun

Banyak jenis jaringan dan hampir semua organ dalam tubuh Anda bisa menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun dan lebih dari 100 penyakit autoimun yang dibedakan dalam dua jenis.

Di antara lebih dari 100 penyakit autoimun, terdapat tujuh penyakit yang paling umum dikeluhkan, yaitu:

1. Diabetes tipe 1: sistem imun menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.

2. Artritis reumatoid (RA): penyakit autoimun pada sendi.

3. Psoriasis/artritis psoriatik: penyakit autoimun pada kulit karena sistem imun memengaruhi terbentuknya penumpukan sel-sel kulit ekstra dan bercak merah yang meradang.

4. Sklerosis multipel: sistem imun merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat manusia.

5. Lupus eritematosus sistemik (LES): penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang semua sistem organ tubuh.

6. Penyakit radang usus: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun Anda menyerang lapisan dinding usus.

7. Penyakit Addison: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol, aldosteron, serta androgen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×