Sumber: Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Program vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster yang dimulai sejak Januari 2022 telah menyasar lebih dari 7 juta orang Indonesia. Berapa lama vaksin booster bisa melindungi Covid-19 Omicron yang kini sedang merajalela? Bagaimana efek samping vaksin booster?
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah penerima vaksin Covid-19 booster hingga 14 Februari 2022 sebanyak 7.059.145 orang. Jumlah penerima vaksin Covid-19 booster tersebut bertambah 10.414 dari sehari sebelumnya.
Sementara itu, penerima vaksin Covid-19 dosis ke-1 pada 14 Februari 2022 bertambah 55.693 orang dengan totalnya melebihi 188 juta orang atau 188.338.544 orang. Sedangkan penerima vaksin Covid-19 dosis ke-2 pada 14 Februari 2022 bertambah 47.353 orang dan totalnya meningkat melebihi 135 juta orang atau angka tepatnya 135.814.029 orang.
Merujuk pemberitaan Kompas.com yang melansir Deseret News, Senin (14/2/2022), vaksin booster dapat meningkatkan perlindungan tubuh terhadap virus Covid-19. Kendati demikian, efektivitas vaksin booster tersebut akan berkurang dari waktu ke waktu.
Efektivitas vaksin Covid-19 booster ini akan berkurang setelah empat bulan sejak suntikan vaksin booster diberikan. Data tersebut sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Jumat (11/2/2022).
Kendati demikian, CDC menyebutkan, efektivitas vaksin booster pada pasien Covid-19 lebih tinggi jika dibandingkan dengan vaksin kedua. Efektivitas vaksin booster bisa mencapai 87 persen dan 91 persen pada bulan kedua sejak suntikan vaksin booster diberikan.
Sementara di bulan keempat, tingkat efektivitas vaksin booster memang mengalami penurunan menjadi 67 persen dan 78 persen.
Baca Juga: Kasus Covid-19 14 Februari 2022 Turun Lagi, Apa Pandemi akan Berakhir?
Anjuran vaksin booster
Kendati efektivitas vaksin booster akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu, CDC tetap mengimbau agar masyarakat seluruh dunia segera melakukan vaksinasi booster. Pasalnya, dilansir dari laman CDC, Senin (14/2/2022), vaksin booster sangat direkomendasikan untuk melindungi pasien dari risiko rawat inap dan IGD akibat paparan virus Covid-19 termasuk varian Omicron.
Sebagaimana diberitakan Deseret News, para ahli telah mengatakan bahwa untuk sementara waktu vaksin booster COVID-19 dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap virus corona, termasuk varian Omicron yang sangat menular.
Pada akhir Januari lalu, CDC juga telah melakukan studi mengenai pusat perawatan kesehatan di 10 negara bagian, termasuk Intermountain Healthcare di Utah. Studi tersebut menemukan bahwa suntikan booster COVID-19 mampu menggandakan perlindungan tubuh dari varian Omicron yang menular.
"Secara keseluruhan, mereka yang menerima dosis booster memiliki perlindungan paling besar terhadap kunjungan ruang gawat darurat, kunjungan klinik perawatan mendesak, dan rawat inap," kata Dr. Rochelle Walensky selaku Direktur CDC, dikutip dari Deseret News, Senin (14/2/2022).
Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 untuk booster. Dari sejumlah produk yang telah mendapatkan izin, pemerintah menetapkan penggunaan tiga produk vaksin Covid-19 booster, yakni AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan direktur rumah sakit di Indonesia untuk melaksanakan vaksinasi booster.
Baca Juga: Ingin Vaksin Covid-19 Booster, Cek Efek Samping dan Peringatan CEO Pfizer
Surat Edaran tersebut bernomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster). Syarat penerima vaksin Covid-19 booster menurut SE ini adalah
- Usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok Lansia dan penderita imunokompromais.
- Pelaksanaan vaksinasi booster bagi sasaran Lansia dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota. Sementara sasaran non Lansia dilaksanakan di kabupaten/kota yang sudah mencapai cakupan dosis 1 total minimal 70% dan cakupan dosis 1 lansia minimal 60%.
- Calon penerima vaksin menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK. Bisa juga mendaftar melalui aplikasi Peduli Lindungi.
- Telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya.
Efek samping vaksin Covid-19 booster di Indonesia?
Sebelum mengeluarkan izin, BPOM telah melakukan uji terhadap vaksin Covid-19 booster. Dari hasil pengujian diketahui bahwa efek samping vaksin Covid-19 booster ringan sama seperti vaksinasi primer.
Berikut efek samping vaksin Covid-19 booster
- Efek samping vaksin Covid-19 booster Pfizer
Pfizer dapat diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer. Vakin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali.
Adapun efek samping dari vaksin Covid-19 booster Pfizer adalah: nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, nyeri sendi.
- Efek samping vaksin Covid-19 booster AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga disetujui sebagai vaksin booster homolog. Pemberian sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca. Penggunaan booster menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.
Efek samping vaksin Covid-19 booster AstraZeneca yang ditunjukkan bersifat ringan (55%) dan sedang (37%). Efek samping paling umum setelah vaksin Covid-19 booster AstraZeneca adalah nyeri bekas suntikan tak enak badan merasa lelah menggigil atau demam, sakit kepala, mual, nyeri sendi.
- Efek samping vaksin Covid-19 booster Moderna
Moderna dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Jenssen). Penggunaan dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer. Kenaikan respon imun antibodi netralisasi vaksin ini adalah sebesar 12,99 kali setelah booster homolog.
Sejumlah efek samping vaksin Covid-19 booster Moderna yang dilaporkan, yakni: nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, mual.
Laporan efek samping atau KIPI vaksin Covid-19 booster
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, telah ada laporan masuk mengenai KIPI atau efek samping vaksin Covid-19 booster yang terlaksana di Indonesia. Ia menjelaskan, efek samping vaksin Covid-19 booster yang dilaporkan tidak jauh berbeda dengan vaksinasi dasar.
Menurut dia, sejauh ini efek samping vaksin Covid-19 booster tergolong ringan dan mereda dalam waktu yang singkat. “Laporan sudah masuk (terkait KIPI vaksin booster). Gejala tidak berbeda dengan vaksinasi dasar, proporsi KIPInya rendah, gejala ringan dan singkat. Sembuh dengan atau tanpa pengobatan,” ujar Hinky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Apa saja efek samping vaksin Covid-19 booster?
Hinky menambahkan, beberapa efek samping vaksin Covid-19 booster yang dilaporkan dari KIPI meliputi:
- Nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Pusing
- Lemas, lesu, atau letih
- Mengantuk
- Pegal
- Nyeri otot atau sendi
- Demam
- Bengkak lokal
Sementara itu, apabila seseorang mengalami KIPI atau efek samping vaksin Covid-19 booster bergejala ringan, dapat mengonsumsi parasetamol sebagai alternatif dengan dosis menyesuaikan usia.
Namun, jika efek samping yang ditimbulkan setelah mendapatkan vaksin Covid-19 booster atau vaksinasi dosis lanjutan tidak segera mereda bahkan semakin memburuk, maka dapat segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Sebagai informasi, vaksin Covid-19 booster akan diberikan secara gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memenuhi kriteria, seperti berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan dosis lengkap vaksin setidaknya selama 6 bulan.
Adapun pengecekan tiket dan jadwal vaksinasi Covid-19 booster dapat dilakukan melalui laman resmi pedulilindungi.id atau aplikasi PeduliLindungi, dengan login menggunakan akun yang telah dimiliki.
Mendorong vaksin booster
Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan, pemerintah akan terus mendorong vaksinasi. Terutama vaksin booster bagi lansia, orang yang memiliki komorbid, serta vaksin Covid-19 pada anak-anak. "Vaksinasi dipercepat dan diperluas,'' ujar Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes.
Kemkes menegaskan vaksin Covid-19 terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko kesakitan dan kematian akibat terinfeksi virus corona. Hingga saat ini vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia masih memiliki efektivitas yang baik untuk memproduksi antibodi bagi varian Covid-19 apapun termasuk Omicron.
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tetap terkendali. Pada Minggu 13 Februari 2022 pukul 18:10 WIB, pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional di 31%, naik hanya 1% dibanding sehari sebelumnya.
Itulah efek samping vaksin Covid-19 booster dan efektivitasnya dalam mencegah Covid-19 Omicron. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News