Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Di sisi lain, dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi menjelaskan, tidak masalah apabila seseorang mengonsumsi vitamin melebihi dari dosis yang ditentukan. Sebab vitamin adalah zat yang dapat larut dalam air.
Sehingga apabila berlebih dan tidak dibutuhkan oleh tubuh maka akan larut dan dibuang melalui air seni. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang mengonsumsi vitamin C dalam dosis tinggi.
Baca juga: Jangan melakukan tes swab / rapid test antigen sendiri, ini risikonya
Inge menjelaskan, apabila tubuh sudah terbiasa dengan dosis yang berlebih atau tinggi, maka ia akan menuntut untuk diberi dosis tersebut secara terus menerus. Sebab, jika seseorang setelah konsumsi vitamin C dosis tinggi kemudian diturunkan dosisnya menjadi dosis normal, maka tubuh akan berkurang daya tahannya untuk melawan penyakit.
"Pada saat itu, pertahanan tubuh juga akan menurun. Bisa terjadi sariawan, karena tubuh juga sudah menuntut jumlah dosis yang tinggi," ujar Inge saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, Inge menambahkan, jika konsumsi vitamin C tidak diimbangi dengan makan, atau dikonsumsi saat perut kosong, maka akan terjadi maag atau gastrointertinal. Gejalanya dapat dirasakan dengan munculnya rasa nyeri ulu hati, mual, muntah, bahkan diare.
Karena itu Inge menyarankan agar konsumsi vitamin C untuk mencukupi kebutuhan harian dan memperkuat daya tahan tubuh, perlu ditambahkan dengan memakan buah dan sayur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumsi Vitamin C Saat Pandemi Covid-19, Berapa Dosis yang Dianjurkan?",
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rizal Setyo Nugroho
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Akan berlaku 11 Januari, ini perbedaan pembatasan kegiatan Jawa Bali dengan PSBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News