Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, beredar luas informasi tentang bahaya penggunaan masker saat berolahraga. Disebutkan bahwa ada korban yang meninggal gara-gara dia bersepeda puluhan kilometer sambil memakai masker.
Menggunakan masker saat olahraga disebut bisa menyebabkan sesak dan sulit bernapas bagi penggunanya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Apakah hal tersebut benar?
Sport Medicine Specialist dari Slim + Health Sports Therapy, dr. Michael Triangto, Sp.KO menjelaskan, saat ini masyarakat dianjurkan untuk menggunakan masker saat berada di luar rumah. Termasuk saat berolahraga.
Baca Juga: Begini penerapan 4 sehat 5 sempurna kekinian dalam menghadapi pandemi virus corona
Penggunaan masker saat berolahraga memang bisa menyebabkan sesak dan sulit bernapas, terutama jika melakukan olahraga berat atau intensitas tinggi. Namun, jika tujuan olahraga adalah untuk mendapatkan kesehatan, kita sebetulnya tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga berat.
Panduan Hidup Aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menunjukkan kurva huruf "J". Kurva J menunjukkan pengaruh intensitas olahraga terhadap imunitas tubuh. Kurva ini terbentuk dari sudut kiri ke bawah kemudian naik ke kanan atas membentuk seperti huruf J atau tanda centang.
Baca Juga: Anies siapkan kebijakan rem darurat bila PSBB transisi tak berhasil menekan Covid-19
Titik paling kiri pada kurva menunjukkan kondisi tubuh ketika tidak berolahraga, di mana risiko mengalami infeksi berada pada titik yang tinggi. Sementara titik paling kanan adalah kondisi tubuh ketika berolahraga berat, ketika risiko infeksi sama-sama besar.
Sedangkan risiko infeksi terendah adalah ketika kita melakukan olahraga ringan sampai sedang, karena imunitas tubuh dalam kondisi terbaik. Oleh karena itu, jika berolahraga dengan tujuan mendapatkan kesehatan, dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan hingga sedang. Dalam jenis olahraga ini, tak akan ada masalah jika memakai masker.