kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara orang tua menangani anak yang terpapar Covid-19


Senin, 16 Agustus 2021 / 12:05 WIB
Begini cara orang tua menangani anak yang terpapar Covid-19


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia mencapai 12.5%. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan negara naik, makanya IDAI meminta agar anak-anak benar-benar mengurangi aktivitas, atau tetap berada di rumah.

Dokter Spesialis Anak Rrumah Sakit Anak (RSA) Universitas Gajah Mada (UGM) Ade Febrina  Lestari menjelaskan bila anak kontak erat dengan pasien Covid-19 atau bahkan terkonformasi positif, maka orang tua harus membawa anak ke fasilitas kesehatan terlebih dahulu..

Tujuannya, agar anak mendapatkan persetujuan dan penanganan kesehatan yang tepat berdasarkan kondisinya untuk mengetahui anak tersebut menderita gejala ringan, sedang, atau berat.

Baca Juga: Hal ini bisa meningkatkan risiko kematian Covid-19

“Tidak semua anak terinfeksi Covid-19 harus mondok di rumah sakit. Tanpa gejala atau gejala ringan anak bisa melakukan isolasi di rumah. Kecuali jika anak gejala sedang atau berat harus mendapatkan perawatan di rumah sakit,” kata Ade dalam keterangannya yang dikutip Kontan.co.id, Minggu (15/8).

Lebih lanjut, Ade mengatakan jika anak diharuskan tinggal di rumah sakit, tapi kehabisan tempat tidur, maka obat yang diberikan harus diminum sesuai petunjuk dokter, sambil melakukan isolasi mandiri (isoman)

Ia menegaskan, selama isoman orang tua juga harus terus mengecek kondisi anak jika ada tanda-tanda membahayakan. Misalnya demam di atas 38,5 derajat, sesak nafas, lemas, atau nafsu makan berkurang, serta saturasi oksigen di bawah 95%.

“Untuk orang tuan wajib menyediakan dan menyiapkan rumah sebagai tempat yang membuat anak merasa nyaman, bahagia dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa terkurung atau terisolasi di rumah,” kata Ade.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Pembelajaran Tatap Muka sudah bisa dilakukan di wilayah PPKM Level 1-3, ini syaratnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×