Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Membersihkan telinga dengan kapas / cotton bud atau lilin khusus (ear wax) menjadi kebiasaan banyak orang. Padahal, dokter tidak merekomendasikan cara membersihkan telinga dengan alat yang bisa menjangkau telinga bagian dalam tersebut.
Melansir Web MD, dalam kondisi normal, telinga bisa bersih dengan sendirinya dan tidak membutuhkan perawatan ekstra. Satu-satunya alasan membersihkan telinga adalah melunakkan atau membuang kotoran di bagian luar saluran telinga. Jika perlu membersihkannya, lakukan dengan hati-hati dan gunakan cara yang aman supaya tidak melukai telinga.
Baca juga: Bank sperma ini kekurangan pasokan sperma, padahal sukarelawan diberi Rp 10 juta
Manfaat kotoran telinga
Salah satu alasan yang mendorong kita membersihkan telinga adalah karena zat disebut serumen atau kotoran telinga. Namun, siapa sangka zat ini bermanfaat bagi tubuh. Normal bagi tubuh menghasilkan serumen.
Sebenarnya, cairan lengket ini berguna melindungi dan melumasi telinga. Jika tidak ada kotoran telinga, kuping rentan gatal dan kering.
Serumen juga memiliki sifat antibakteri, sehingga zat ini bisa membersihkan bagian dalam telinga. Kotoran telinga juga berguna sebagai filter untuk mencegah zat berbahaya seperti kotoran dan debu masuk ke dalam telinga bagian dalam.
Saat sedang mengunyah atau menggerakkan rahang, secara tidak langsung kita telah memindahkan kotoran telinga lama dari saluran telinga ke lubang telinga. Dengan begitu, kotoran telinga lama bisa mengering dan jatuh dengan sendirinya.
Hal yang perlu diketahui, kotoran telinga tidak dibuat di dalam saluran telinga, melainkan di bagian luar. Jadi, jika Anda merasa gendang telinga seperti tersumbat kotoran setelah dibersihkan dengan kapas atau lilin, hal itu bisa terjadi karena Anda mendorong kotoran ke dalam saluran telinga.
Selain itu, menyeka atau mengambil kotoran telinga dengan benda runcing juga rentan menyebabkan infeksi, pecahnya gendang telinga, sampai gangguan pendengaran. Untuk itu, idealnya kita tidak perlu membersihkan saluran telinga.
Namun, jika Anda merasa terlalu banyak kotoran di telinga yang menumpuk dan mengganggu pendengaran, saatnya berkonsultasi ke dokter. Kondisi tersebut bisa jadi gejala impaksi serumen atau kondisi saat kotoran telinga memenuhi saluran telinga.
Baca juga: Inilah bukti kekejaman dan kesadisan Korea Utara terhadap para warga yang membelot
Beberapa tandanya di antaranya:
- Telinga sakit atau ada rasa penuh di telinga
- Merasa telinga berdengung
- Gangguan pendengaran
- Ada dengung di telinga
- Telinga gatal dan mengeluarkan cairan yang bau
- Batuk
Penumpukan kotoran di telinga seperti impaksi serumen jarang terjadi. Jika Anda mengalami gejalanya, segera ke dokter.
Cara bersihkan telinga yang aman
Melansir Medical News Today, cara membersihkan telinga paling aman adalah mengunjungi dokter atau profesional kesehatan lainnya. Dokter umumnya akan menggunakan alat khusus untuk menghilangkan kotoran telinga dengan aman.
Jika masih ingin mencoba untuk membersihkan telinga di rumah, coba beberapa cara aman berikut:
Gunakan kain lembab
Basahi kain atau handuk dengan air hangat. Peras sampai tidak ada air yang menetes. Baru gunakan kain basah tersebut untuk membersihkan telinga bagian luar. Ingat, jangan pernah memasukkan benda apapun ke saluran telinga bagian dalam.
Obat tetes telinga
Beberapa orang menggunakan obat tetes telinga untuk melonggarkan penumpukan kotoran telinga sehingga lebih mudah dihilangkan. Selain obat tetes telinga, Anda juga bisa menggunakan beberapa bahan untuk membersihkan telinga lain seperti baby oil, minyak mineral, atau bahan aman lainnya. Anda perlu ke dokter apabila merasa tidak nyaman setelah membersihkan telinga sendiri di rumah. Selain itu, Anda juga wajib ke dokter apabila ada tanda-tanda infeksi telinga seperti sakit di sekitar telinga, ada cairan mengalir dari telinga, dan susah mendengar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Membersihkan Telinga yang Aman",
Penulis : Mahardini Nur Afifah
Editor : Mahardini Nur Afifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News