kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas, tidur ngorok bisa berujung kematian


Senin, 06 Maret 2017 / 13:49 WIB
Awas, tidur ngorok bisa berujung kematian


Reporter: Yulianita Daiva | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Banyak orang yang mendengkur atau ngorok saat tidur, sehingga kebiasaan ini tidak dianggap sebagai suatu hal yang serius. Padahal, mendengkur bisa menjadi suatu tanda bahwa ada masalah kesehatan pada tubuh Anda. Terlebih lagi mendengkur memiliki risiko trauma, peradangan, bahkan penebalan arteri karotid lebih besar dibandingkan obesitas dan merokok.

“Mendengkur lebih dari sekadar hal yang menganggu orang di sekitar kita saat tidur dan sebaiknya tidak diabaikan. Penting untuk mengonsultasikan hal ini ke dokter, sebab mereka yang mendengkur mungkin menderita apnea tidur atau tekanan darah tinggi,” kata pakar kesehatan Ari Widodo, mantan Deputy Medical Director di SOS International Indonesia

Apnea tidur bukan suatu kondisi yang sepele, sebab bisa mengancam nyawa penderitanya terutama apnea tidur obstruktif. Pada kondisi ini saluran napas tertutup sementara waktu yang membuat penderitanya mendengkur keras dan berhenti bernapas.

Mereka dengan apnea tidur obstruktif parah dan tidak mendapatkan pengobatan berisiko mengalami kematian dini dalam tidurnya.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Henry Fort Hospital di Detroit, Amerika Serikat, mendengkur bisa meningkatkan risiko penyakit jantung karena trauma, peradangan, atau penebalan arteri karotid. Ternyata getaran dengkuran yang bukan apnea tidur dapat menyebabkan trauma dan peradangan pada arteri karotid.

Tidak hanya itu, 54 pasien yang menjalani survei mengenai kebiasaan mendengkurnya dan menjalani duplex ultrasound pada arteri karotid untuk mengukur ketebalan intima-media pada arteri karotid.

Hasil menunjukkan bahwa mereka yang mendengkur memiliki intima-media yang jauh lebih tebal dibandingkan mereka yang tidak mendengkur. Ketebalan ini merupakan salah satu indikasi pertama penyakit arteri karotid.

Oleh karena itu, Ari menyarankan untuk membawa anggota keluarga atau pasangan yang memiliki kebiasaan mendengkur ke dokter penyakit dalam. “Daripada kesal dan memarahi orang terdekat Anda yang mendengkur lebih baik membawa mereka ke dokter penyakit dalam dengan segera. Sehingga, kebiasaan mendengkurnya dapat diatasi selekas mungkin,” saran Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×