Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penyintas Covid-19 memiliki antibodi yang bisa menangkal virus corona. Namun penyintas Covid-19 tetap bisa terinfeksi kembali dan positif tertular virus corona. Berikut sejumlah penyebab penyintas Covid-19 bisa kembali positif akibat infeksi virus corona.
Spesialis penyakit menular pediatrik Frank Esper mengatakan bahwa mereka yang pernah tertular / penyintas Covid-19 masih ada kemungkinan untuk terinfeksi kembali. "Ada banyak kasus infeksi ulang akhir-akhir ini dan peristiwa ini bukan hal yang mengejutkan," kata Esper.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kasus infeksi ulang yang dialami para penyintas Covid-19 memang jarang terjadi tetapi hal tersebut tetap harus diantisipasi. Mengapa penyintas Covid-19 atau orang yang pernah terdiagnosis Covid-19 bisa kembali terinfeksi?
Menurut Esper, berikut berbagai penyebab seseorang penyintas Covid-19 bisa kembali terinfeksi Covid-19:
1. Kekebalan yang berkurang
Penyebab pertama penyintas Covid-19 bisa kembali terinfeksi virus corona adalah penurunan kekebalan. Infeksi virus Corona telah terjadi lebih dari setahun. Kekebalan dari infeksi awal itu bisa saja mulai berkurang. Bahkan, orang yang telah mendapatkan vaksin tersebut juga bisa menurun imunitasnya.
Baca juga: Ini saran dokter untuk mengatasi anosmia, ada tiga cara
2. Melupakan protokol kesehatan
Penyebab kedua penyintas Covid-19 bisa kembali terinfeksi virus corona adalah lalai terhadap protokol kesehatan. Banyak orang mulai lalai terhadap protokol kesehatan. Mereka menganggap Covid-19 ini adalah hal biasa.
Akibanya, mereka mulai meninggalkan rutinitas cuci tangan, pakai masker, dan mulai berkerumun. Padahal, hal tersebut sangat penting untuk menghindari Covid-19.
3. Muncul varian baru
Penyebab ketiga penyintas Covid-19 bisa kembali terinfeksi virus corona adalah mutasi virus corona. Varian Covid-19 baru hasil mutasi jauh lebih menular daripada gelombang pertama virus corona.
Varian ini mampu mengatasi beberapa kekebalan yang telah dikembangkan orang melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
Apakah varian baru virus Corona menjadi penyebab infeksi ulang?
Banyak orang berpikir kasus infeksi ulang virus corona terhadap penyintas Covid-19 terjadi karena munculnya varian baru yang lebih menular. Faktanya, kasus infeksi ulang tidak selamanya terjadi karena varian baru ini.
Esper mengatakan virus Corona tidak bermutasi sebanyak virus penyebab flu. “Penularan varian baru ini – termasuk kemampuannya untuk menghindari sistem kekebalan dan mencegah kekebalan jangka panjang bagi orang-orang yang terinfeksi – adalah salah satu alasan mengapa seseorang dapat terinfeksi kembali,” tambah Esper.
Siapapun bisa terinfeksi Covid-19, baik orang yang sudah divaksinasi atau belum divaksinasi. Mereka yang pernah terinfeksi Covid-19 atau penyintas Covid-19 juga masih berpeluang tinggi untuk mengalaminya kembali. Karena itu, kita tetap perlu menerapkan protokol kesehatan hingga pandemi ini dinyatakan selesai.
Meski orang yang sudah mendapatkan vaksin masih bisa terinfeksi Covid-19, tetapi risikonya jauh lebih kecil daripada orang yang tidak divaksinasi. Data menunjukan bahwa kemungkinan orang yang mendapatk vaksin untuk terinfeksi Covid-19 hanya 0,005 persen.
Karena itu, sebaiknya kita tetap melakukan vaksinasi. Apalagi, vaksin Covid-19 sata ini tersedia gratis. Selain itu, hampir semua kasus infeksi Covid-19 lebih banyak terjadi pada orang yang belum mendapatkan vaksin. Sebab, orang yang belum mendapatkan vaksin hampir tiga kali lipat risikonya untuk terinfeksi Covid-19.
Itulah macam-macam penyebab penyintas Covid-19 bisa kembali terinfeksi virus corona. Oleh karena itu, selalu berdisiplinlah menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Penyebab Orang yang Positif Covid-19 Bisa Kembali Terinfeksi",
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Ariska Puspita Anggraini
Selanjutnya: Macam-macam vaksin Covid-19 di Indonesia, mana yang paling ampuh?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News