kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awas! Kelelahan ekstrem bisa mengancam nyawa


Selasa, 05 Mei 2020 / 11:38 WIB
Awas! Kelelahan ekstrem bisa mengancam nyawa
ILUSTRASI. Attractive woman sitting at desk in office, working with laptop computer, holding document, having takeaway coffee. Foto: DOK Shutterstock


Sumber: Kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - ​Kelelahan sudah menjadi bagian dari keseharian manusia modern saat ini. Namun, jangan sepelekan gejala ini karena kelelahan ekstrem ternyata bisa menimbulkan kematian. 

Kelelahan ekstrem bisa jadi bukan hanya tanda bahwa kita mengalami stres dan tubuh membutuhkan waktu lebih untuk beristirahat. 

Baca Juga: Ini obat herbal yang ampuh menurunkan kolesterol

Kondisi ini bisa menjadi tanda sindrom kelelahan kronis (SKL), sebuah gangguan kompleks yang ditandai dengan kelelahan terus-menerus. 

Seringkali kita sulit mendapat diagnosa yang tepat waktu karena tidak ada laboratorium atau tes khusus untuk mengonfirmasi gangguan tersebut sehingga, para dokter belum mampu menentukan penyebab pastinya.

Gejala SKL juga dapat mengacu pada penyakit lainnya, seperti fibromialgia (nyeri otot disertai kelelahan) dan depresi. Faktanya, 90 persen kasus tidak terdiagnosa. 

Bagaimana kelelahan bisa menimbulkan kematian? 

Bekerja terlalu lama atau terlalu giat bisa menyebabkan level stres tinggi. Apalagi jika sebelumnya kita juga kurang istirahat. 

Saat stres, jantung akan bekerja lebih keras dari biasanya. Dilansir dari laman Time, dr. Alan Yeung, direktur medis di Stanford Cardiovascular Health, mengatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat stres tinggi akan mengalami peningkatan irama jantung dan tekanan darah. 

Baca Juga: Ini makanan yang bisa menurunkan asam urat Anda

Kedua kondisi itulah yang kemudian akan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan gagal jantung, terutama pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. 

Sebenarnya, hubungan antara jam kerja yang panjang dan penyakit jantung sendiri belum terjelaskan secara gamblang. 

Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa hormon kortisol dan epinephrine yang dilepaskan saat stres, ikut menyumbang masalah jantung pada mereka yang bekerja lembur.

Penyakit jantung akibat kelelahan karena bekerja terlalu lama mungkin terjadi dan meningkat risikonya apabila orang tersebut telah memiliki beberapa masalah kesehatan sebelumnya, seperti riwayat penyakit jantung atau stres berkepanjangan. 

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kelelahan tidak secara langsung menyebabkan kematian akibat penyakit jantung. Namun, kondisi stres berkepanjangan dan iskemia-lah yang menyebabkan risiko kematian akibat penyakit jantung meningkat. 

Meski tidak menimbulkan kematian secara langsung, namun baiknya kita tidak menyepelekan kelelahan. 

Jika Anda merasa menemukan gejala sindrom kelelahan kronis, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya kepada dokter. Selain itu, beberapa kebiasaan sehat juga bisa Anda terapkan di kehidupan sehari-hari, seperti: 

- Makan camilan sehat di tengah pekerjaan. 

- Menghindari makanan/minuman bergula siap saji. 

- Tidur atau istirahat cukup. 

- Mengelola stres. 

- Mengurangi konsumsi kafein. 

- Minum yang cukup. 

- Lebih aktif bergerak. 

- Bercanda dengan rekan kerja, kerabat atau keluarga. Humor diketahui dapat meningkatkan fungsi jantung dan produktivitas kerja. 

- Pastikan kondisi yang memicu penyakit jantung, seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol terkontrol dengan baik.(Nabilla Tashandra) 

Baca Juga: Masih muda kena serangan jantung, kok bisa?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sepelekan, Kelelahan Kronis Bisa Sebabkan Kematian", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×