Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Penelitian menyebutkan, bayi yang mendapatkan stimulasi dengan yang tidak menunjukkan perkembangan yang berbeda. Bayi yang tumbuh dengan stimulasi akan merasa secure, tenang, nyaman, dan berat badannya selalu bertambah.
Sebaliknya, bayi yang tidak distimulasi akan lebih sering menangis, rewel, sakit-sakitan, dan berat badannya susah naik atau tidak sesuai dengan KMS (Kartu Menuju Sehat).
Saat menstimulasi bayi, mungkin ada banyak pertanyaan. Kapan sebaiknya bayi distimulasi? Berapa lama bayi harus distimulasi?
Berikut sejumlah rambu dalam stimulasi bayi yang wajib ditaati menurut Esterlita Wijaya, spesialis psikologi Kanaan Global School, Jakarta:
• Lakukan setiap hari
Stimulasi bayi harus diberikan setiap hari secara kontinu ketika bayi sedang terjaga dan dalam kondisi happy atau enjoy.
• Tidak perlu dijadwal
Kita tidak perlu membuat jadwal “pelajaran” stimulasi untuk bayi. Fleksibel saja mengikuti jadwal si bayi.
• Cukup 5—10 menit
Untuk bayi muda, stimulasi dilakukan kurang lebih lima menit, sedangkan pada bayi besar dilakukan kurang lebih 10 menit. Lewat dari jumlah waktu tersebut, bayi sudah capek dan bete.
• Hentikan stimulasi jika:
Bayi terlihat ketawanya sudah tidak heboh dan lepas, kaki sudah menendang-nendang, itu tanda dia sudah capek. Hentikan stimulasi, sebelum dia bosan dan akhirnya menangis. Lakukan hal lain, menggendongnya dan ajak dia jalan-jalan ke luar.
(Gazali Solahuddin / Tabloid Nakita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News