Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diabetes dan asam urat, dua penyakit berbeda yang saling mempengaruhi.
Asam urat dan diabetes, dua penyakit yang umum dikeluhkan kebanyakan masyarakat.
Baca Juga: Berat Badan Bisa Mempengaruhi Kadar Kolesterol Dalam Tubuh, Benarkah?
Dua penyakit ini berbeda, namun memiliki hubungan dekat. Mengutip dari Healthline, asam urat dan diabetes sama-sama berhubungan dengan resistensi insulin.
Sekedar info, resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin. Artinya, tubuh tidak mudah menggunakan glukosa.
Hal ini menyebabkan kadar gula darah seseorang menjadi tinggi.
Diabetes dan resistensi insulin
Diabetes merupakan penyakit yang terjadi ketika kadar gula darah seseorang terlalu tinggi.
Resistensi insulin bisa menyebabkan kadar glukosa darah seseorang menjadi terlalu tinggi, meningkatkan risiko terkena diabetes.
Asam urat dan resistensi insulin
Hasil penelitian tahun 2016 melaporkan bahwa penumpukan asam urat bisa menyebabkan resistensi insulin menjadi lebih buruk.
resistensi insulin ini bisa meningkatkan risiko diabetes.
Apakah asam urat bisa memicu diabetes?
Sesorang yang menderita asam urat bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Menurut Arthritis Foundation, perempuan yang menderita asam urat 71% lebih mungkin terkena diabetes tiep 2 dibandingkan dengan perempuan tanpa asam urat.
Organisasi tersebut juga menyatakan laki-laki dengan asam urat 22% lebih mungkin mengembangkan diabetes dibandingkan laki-laki tanpa asam urat.
Hal ini disebabkan peningkatan produksi asam urat akibat asam urat bisa memperburuk resistensi insulin.
Apakah diabetes bisa mengembangkan penyakit asam urat?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan ada beberapa bukti bahwa penderita diabetes memiliki peningkatan risiko asam urat.
Orang dengan diabetes tipe 2 sering mengalami hiperurisemia, penyebab utama asam urat.
Asam urat dan diabetes juga disebabkan oleh beberapa faktor risiko yang sama seperti obesitas, konsumsi makanan tinggi fruktosa, alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
