Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta atau ari-ari berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau keseluruhan mulut rahim maupun jalan lahir.
Plasenta atau ari-ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seseorang hamil. Pada saat awal kehamilan, plasenta berada di posisi rendah atau di bagian bawah rahim.
Namun, seiring dengan pertumbuhan bayi dan rahim yang membesar maka plasenta akan bergerak ke atas rahim. Jika saat usia kehamilan mencapai trimester ketiga dan plasenta masih berada di bagian bawah rahim maka kondisi ini disebut sebagai plasenta previa.
Baca Juga: Risiko Kehamilan di Atas 30 Tahun yang Perlu Anda Ketahui
Jenis plasenta previa
Dirangkum dari laman Repository Politeknik Kesehatan Denpasar, ada beberapa jenis plasenta previa yakni:
- Plasenta previa totalis adalah implantasi plasenta menutupi seluruh pembukaan jalan lahir.
- Plasenta previa partialis adalah plasenta yang implantasinya menutupi sebagian pembukaan jalan lahir.
- Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang implantasinya berada tepat di pinggir pembukaan jalan lahir dan plasenta letak rendah yaitu implantasi plasenta yang terletak 3-4 cm dari pembukaan jalan lahir.
Baca Juga: Apakah operasi caesar ditanggung BPJS Kesehatan? Ini syarat dan prosedurnya
Faktor risiko penyebab plasenta previa
Sementara beberapa faktor risiko penyebab plasenta previa:
- Ibu dengan riwayat seksio sesarea
- Kehamilan dengan riwayat tindakan kuretase
- Jumlah kehamilan dan melahirkan sebelumnya yang cukup banyak
- Merokok
- Kehamilan pada usia tua
Baca Juga: Tidak perlu takut, inilah 7 manfaat berhubungan seks saat hamil
Gejala plasenta previa
Dirangkum dari laman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, gejala plasenta previa adalah terjadinya pendarahan pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga.
Jumlah darah yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan darah sampai darah seperti saat haid. Apabila terjadi pendarahan, maka dokter akan melihat apakah bayi harus segera dilahirkan atau pendarahan masih bisa diatasi.
Sebisa mungkin, jika pendarahan terjadi pada saat kandungan belum berusia 36 minggu, akan diusahakan untuk mengatasi pendarahan agar kehamilan dapat dilanjutkan sampai janin cukup umur untuk dilahirkan.
Baca Juga: Catat! Inilah penyebab pendarahan pada ibu hamil
Wanita hamil dengan plasenta previa tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat.
Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pendarahan karena plasenta previa adalah:
- Mengurangi aktivitas fisik
- Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi
- Bed rest
- Pelvic rest atau tidak melakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkan terjadinya pendarahan. Misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Demikian penjelasan mengenai plasenta previa, faktor risiko penyebab plasenta previa, dan gejala plasenta previa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News