Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Simak apa itu acute mountain sickness yang bisa terjadi pada pendaki gunung. Masalah kesehatan bisa timbul saat Anda sedang melakukan pendakian karena perubahan suhu yang berbeda dari biasanya.
Salah satu masalah kesehatan yang bisa saja muncul adalah kelelahan hingga hipotermia. Namun, ada masalah lain dari pengelompokkan beberapa penyakit yang timbul saat melakukan pendakian ke dataran tinggi.
Bagi pemula, salah satu masalah yang bisa timbul adalah Penyakit ketinggian akut (acute mountain sickness). Lalu apa itu acute mountain sickness? simak informasi terkait penyebab, gejala, hingga pengobatan.
Baca Juga: Fiersa Besari Ungkap Kronologi Pendakian ke Carstensz Pyramid yang Tewaskan 2 Pendaki
Apa itu Acute mountain sickness?
Acute mountain sickness (AMS) merupakan penyakit yang dapat memengaruhi para pendaki gunung, pendaki, pemain ski, atau pelancong yang berada di ketinggian, biasanya di atas 8000 kaki (2400 meter).
Melansir dari Medline Plus, kondisi ini disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan rendahnya kadar oksigen di ketinggian, sehingga tubuh sulit beradaptasi.
Gejala yang muncul dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga parah, dan dapat memengaruhi sistem pernapasan, jantung, dan saraf. Untuk mencegah dan mengatasi penyakit ini, diperlukan aklimatisasi yang tepat dan perhatian khusus selama mendaki.
Baca Juga: Pendakian Semeru Dibuka, Pendaki Masih Belum Boleh Sampai ke Mahameru
Penyebab AMS
Penyakit ketinggian akut disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan rendahnya kadar oksigen di ketinggian. Semakin cepat Anda mendaki ke ketinggian yang tinggi, semakin besar kemungkinan Anda mengalami penyakit ini.
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mendaki secara bertahap. Disarankan untuk menghabiskan beberapa hari untuk mencapai 9850 kaki (3000 meter).
Di atas titik ini, naik secara perlahan sehingga ketinggian tempat Anda tidur tidak bertambah lebih dari 990 hingga 1640 kaki (300m hingga 500m) per malam.
Baca Juga: Pemerintah yang Mengikat Pinggang, Pelaku Usaha yang Sesak Nafas
Latar Belakang Pemicu AMS
Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ketinggian akut jika:
- Tinggal di dataran rendah dan melakukan perjalanan ke ketinggian tinggi.
- Pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
- Tempo mendaki cepat.
- Belum melakukan aklimatisasi dengan tepat pada ketinggian.
- Konsumsi Alkohol atau zat lain mengganggu proses aklimatisasi.
- Masalah medis yang melibatkan jantung, sistem saraf, atau paru-paru.
- Penderita anemia.
Gejala AMS
Gejala yang Anda alami akan bergantung pada seberapa cepat Anda mendaki dan seberapa keras Anda berusaha. Gejala berkisar dari ringan hingga mengancam nyawa. Gejala dapat memengaruhi sistem saraf, paru-paru, otot, dan jantung.
Dalam kebanyakan kasus, gejalanya ringan. Gejala penyakit ketinggian akut ringan hingga sedang mungkin termasuk:
- Kesulitan tidur
- Pusing atau merasa ringan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Mual atau muntah
- Denyut jantung cepat
- Sesak napas saat beraktivitas
Gejala yang dapat muncul pada penyakit ketinggian akut yang lebih parah, dan dapat berkembang menjadi edema paru ketinggian tinggi atau edema otak ketinggian tinggi, meliputi:
- Kulit membiru (sianosis)
- Sesak di dada atau kongesti
- Kebingungan
- Batuk
- Batuk darah
- Penurunan kesadaran atau menarik diri dari interaksi sosial
- Kulit abu-abu atau pucat
- Ketidakmampuan berjalan lurus atau tidak bisa berjalan sama sekali
- Sesak napas saat istirahat.
Baca Juga: 2 Makanan yang Wajib Dihindari saat Berbuka Puasa, Apa Saja?
Pemeriksaan dan Tes
Dokter akan memeriksa Anda dan mendengarkan dada Anda dengan stetoskop. Hal ini mungkin menunjukkan suara-suara yang disebut rales di paru-paru, yang bisa menjadi tanda adanya cairan di paru-paru.
Tes yang mungkin dilakukan meliputi:
- Tes darah
- CT scan otak
- Rontgen dada
- Elektrokardiogram (EKG).
Pengobatan AMS
Diagnosis dini sangat penting. Penyakit ketinggian akut lebih mudah diobati pada tahap awal.
Pengobatan utama untuk semua bentuk penyakit ketinggian adalah turun (descend) ke ketinggian yang lebih rendah secepat dan seaman mungkin. Anda sebaiknya tidak melanjutkan pendakian jika Anda mengalami gejala.
Oksigen tambahan harus diberikan jika tersedia. Orang yang mengalami penyakit ketinggian parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Jika Anda mengalami cairan di paru-paru (edema paru), pengobatannya mungkin termasuk: Oksigen, Obat tekanan darah tinggi yang disebut nifedipine, Inhaler beta agonist untuk membuka saluran udara, hingga pemasangan mesin bantu pernapasan dalam kasus yang parah
Itulah informasi terkait acute mountain sickness yang wajib diketahui oleh pendaki pemula.
Tonton: Ikuti Tata Cara Cek Kesehatan Gratis
Selanjutnya: Klik Pintar.bi.go.id untuk Penukaran Uang Baru 2025, Maksimal Rp 4,3 Juta Per Orang
Menarik Dibaca: Promo 3.3 The Body Shop, Parfum-Body Wash Diskon 50% sampai 6 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News