kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Anosmia Bukan Gejala Umum Varian Omicron, Lantas Apa Saja Gejalanya?


Jumat, 24 Desember 2021 / 10:34 WIB
Anosmia Bukan Gejala Umum Varian Omicron, Lantas Apa Saja Gejalanya?
ILUSTRASI. Varian Omicron disebut lebih menular dibandingkan varian Delta.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona varian omicron ramai dibahas beberapa waktu belakangan. Pasalnya, varian Omicron disebut lebih menular dibandingkan varian Delta. 

Peneliti dari Swiss bahkan memprediksi bahwa varian Omicron 500 persen lebih menular, sehingga ahli mengimbau agar masyarakat memahami dan mengenali gejala hingga cara mencegahnya. 

Para peneliti mengungkapkan bahwa terjadi ledakan kasus Covid-19 hingga 100 kali lipat di Afrika Selatan pada November 2021 lalu, yang dipicu oleh virus corona varian Omicron. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa varianOmicron dideteksi pertama kali di Afrika Selatan, dan kini sudah ada 89 negara yang melaporkan kasus varian vrius baru, termasuk di Indonesia. 

Baca Juga: 7 Skenario Pemerintah Jika Kasus Omicron Melonjak di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI pada Selasa (21/12/2021) melaporkan kasus Omicron di Indonesia bertambah 2 orang. Sehingga sampai saat ini jumlah kasus Omicron di Indonesia menjadi 5 orang. Di sisi lain, WHO menyatakan informasi yang saat ini tersedia masih minim. 

Sementara, data epidemiologis yang diperoleh dari Afrika Selatan tidak bisa digunakan untuk memastikan seberapa besar tingkat penularan dari varian Omicron. 

Para ahli mengatakan varian Omicron lebih menular dari varian lainnya, yang diduga menjadi pemicu ledakan kasus, yang tak hanya terjadi di Afrika Selatan. Inggris juga mencatat lonjakan kasus Covid-19 akibat varian B.1.1.529 tersebut. 

Sementara ini, WHO menduga mutasi virus corona tersebut akan menyebabkan angka kasus yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya, mengingat varian Omicron lebih menular dari virus aslinya, bahkan disebut 500 persen lebih menular dari varian Delta. 

Baca Juga: Tito Karnavian Terbitkan Edaran Pencegahan dan Penanggulangan Omicron, Ini Isinya

Meski pada laporan awal varian Omicron disebut lebih ringan, namun kasus rawat inap akibat varian ini masih terjadi, bahkan tercatat satu kasus kematian di Inggris. 

Menurut spesialis patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, dr Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, walau temuan itu sedikit melegakan, namun tingkat penularan Omicron yang cepat menimbulkan kekhawatiran. 

"Omicron juga diduga dapat menghindari perlindungan dari vaksin dan infeksi sebelumnya. Karena itu, WHO memasukkan varian baru Covid-19 ini ke daftar variant of concern alias varian yang memerlukan perhatian," ungkap dr Irhamsyah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/12/2021). 

Gejala varian Omicron 

Diungkapkan dr Irhamsyah, saat ini para ahli setuju bahwa gejala varian Omicron cenderung sama seperti varian lainnya. Meskipun dampak yang dialami setiap pasien yang terpapar Omicron mungkin berbeda, tetapi gejala varian Omicron serupa dengan virus corona yang pertama kali ditemukan di China.

“Karakteristik gejala Covid-19 mirip gejala infeksi virus influenza. Kemunculan gejala dipengaruhi kondisi kesehatan pasien secara umum, juga level kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk melawan virus,” ujarnya. 

Baca Juga: WHO: Pertanyaan Seberapa Parah Varian Omicron Akan Terjawab dalam 3-4 Minggu

Berdasarkan temuan terbatas pada sejumlah pasien, gejala varian Omicron yang umum terjadi, antara lain: 

  • Kelelahan
  • Kehabisan tenaga
  • Nyeri otot di sekujur tubuh
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan 

Gejala varian Omicron lain yang kurang umum meliputi sesak napas, serta kehilangan kemampuan mencium dan mengecap atau anosmia. 

Dia menegaskan, jika sudah merasakan gejala Covid-19 seperti demam tinggi diikuti batuk dan sesak napas, segera cari bantuan medis dan selalu gunakan masker untuk mencegah penularan pada orang lain. 

Perlu diketahui, gejala yang dirasakan setiap pasien yang terpapar Covid-19 bergantung pada status vaksinasi, usia, komorbiditas, dan riwayat infeksi penyakit sebelumnya. 

Berdasarkan riset, gejala pada orang yang belum divaksin Covid-19, lebih berat dibandingkan dengan mereka yang sudah divaksinasi lengkap. 

Cara mencegah varian Omicron 

Dokter Irhamsyah memaparkan, untuk mencegah paparan Covid-19 termasuk Covid varian Omicron, Anda harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Jaga jarak aman minimal 1 meter dari orang lain, kenakan masker ketika berada di tempat umum, serta rutin mencuci tangan dengan sabun. 

"Vaksin juga telah terbukti bisa menekan risiko terinfeksi, termasuk dari varian Covid-19 yang baru. Ikuti program vaksinasi yang tersedia hingga dosis lengkap. Bila sudah ada program vaksin booster, ikuti pula agar sistem imun tubuh yang telah terbentuk dari vaksin pertama dan kedua lebih kuat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "500 Persen Varian Omicron Lebih Menular, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya"
Penulis : Zintan Prihatini
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×