kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada virus corona dan norovirus, ini beda infeksi akibat virus dengan bakteri


Senin, 19 Oktober 2020 / 07:40 WIB
Ada virus corona dan norovirus, ini beda infeksi akibat virus dengan bakteri
ILUSTRASI. Ada virus corona dan norovirus, ini beda infeksi akibat virus dengan bakteri./Pho KONTAN/Carolus Agus W/07/09/2009.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pandemi virus corona belum berakhir. Kini di China ada serangan virus lainnya, yakni norovirus. Disisi lain, hujan mulai datang sehingga memungkinkan timbulnya bakteri yang mengganggu kesehatan.  

Bakteri dan virus adalah jenis patogen yang bisa menyebabkan infeksi berbahaya. Memang sulit membedakan antara infeksi virus dan bakteri karena memiliki banyak kesamaan. Misalnya, dua jenis infeksi ini bisa menyebar melalui batuk, bersin, dan kontak dekat dengan orang atau permukaan yang terinfeksi. 

Baik infeksi virus atau bakteri, keduanya bisa memicu infeksi akut dan kronis atau infeksi laten yang tidak menimbulkan gejala awal. Umumnya, virus dan bakteri bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atau pencernaan. 

Pada penderita flu atau pilek, misalnya, infeksi bakteri dan virus bisa menyebabkan hidung tersumbat, berair, sakit tenggorokan, dan demam. Virus yang sering menyebabkan penyakit dengan gejala tersebut ada banyak jenisnya. Namun, yang paling sering adalah rhinovirus. 

Baca juga: Awas, pemilik golongan darah ini lebih rawan terkena corona

Dalam beberapa kasus, infeksi bakteri sekunder juga bisa terjadi selama atau setelah kita mengalami pilek. Contoh umum dari infeksi bakteri sekunder antara lain: infeksi sinus infeksi telinga radang paru-paru. 

Gejala infeksi bakteri sekunder bisa berlangsung lebih dari 10 sampai 14 hari. Sementara itu, infeksi bakteri atau virus yang menyerang saluran pencernaan juga bisa memicu mual, diare, atau kram perut. 

Infeksi yang menyerang pencernaan umumnya terbagi dalam dua kategori berikut: 

  • Gastroenteritis yang disebabkan karena kontak dengan tinja atau muntahan dari orang yang terinfeksi. 
  • Keracunan makanan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau cairan yang terkontaminasi. 

Gastroenteritis dan keracunan makanan dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Lalu, apa perbedaan spesifik antara infeksi virus dan bakteri? 

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tumbuh subur di berbagai jenis lingkungan. Beberapa jenis bakteri hidup dalam suhu dingin atau panas yang ekstrim. 

Namun, ada pula yang hidup di sistem pencernaan manusiadan membantu meningkatkan fungsi pencernaan. Sebagian besar bakteri tidak membahayakan manusia tetapi ada pula yang bisa memicu infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri bisa berupa: sakit tenggorokan tuberkulosis infeksi saluran kemih. 

Sementara itu, virus memiliki struktur tubuh yang lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan inang hidup - seperti manusia, tumbuhan atau hewan - untuk berkembang biak. Jika tidak menemukan inang, virus tidak bisa bertahan. 

Ketika virus memasuki tubuh manusia, virus menyerang beberapa sel dan mengambil alih fungsi sel, mengarahkannya untuk menghasilkan virus. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain: cacar air AIDS pilek flu. 

Baca juga: China diperkirakan segera punya kapal induk ketiga yang canggih, ini kehebatannya

Dalam beberapa kasus, mungkin sulit untuk menentukan apakah apakah gejala sakit yang kita alami disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Karena, ada beberapa jenis penyakit yang bisa terjadi karena infeksi kedua jenis patogen tersebut, seperti pneumonia, meningitis, dan diare - dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. 

Untuk menentukan perbedaanya, kita harus berkonsultasi pada dokter karena infeksi virus dan bakteri bisa berbahaya dan membutuhkan penanganan berbeda. Biasanya, dokter akan menentukan diagnosis melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Jika diperlukan, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan lewat tes darah atau urin. 

Mengatasi infeksi virus dan bakteri Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus membutuhkan metode penanganan yang berbeda. Infeksi bakteri biasanya diatasi dengan antibiotik. Namun, antibiotik tak bisa efektif untuk menangkal infeksi virus. 

Menangani infeksi virus biasanya hanya dilakukan untuk meredakan gejala. Sementara itu, tubuh akan bekerja sendiri untuk menanganinya. 

Meredakan gejala infeksi virus bisa kita lakukan dengan cara berikut: minum lebih banyak cairan untuk mencegah dehidrasi banyak istirahat mengonsumsi obat nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin, Advil) untuk meredakan sakit, nyeri, dan demam minum dekongestan untuk membantu mengatasi hidung meler atau tersumbat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri", 

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Ariska Puspita Anggraini

Selanjutnya: Harga Innova Oktober 2020 diskon Rp 15 juta hingga Rp 30 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×