Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menggelar sekolah tatap muka meski terbatas. Sistemnya, satu kelas hanya diisi 25%, maksimal pembelajaran dua jam, dan satu minggu hanya dua kali.
Nucke Septia, seorang pegawai swasta sekaligus orang tua, mengaku belum setuju dengan penerapan tersebut. Menurutnya, saat ini lebih aman sekolah dilakukan secara daring.
Hal ini dengan mempertimbangkan anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), yang memang menurutnya masih perlu diarahkan dengan maksimal untuk bisa menerapkan protokol kesehatan.
Kalaupun ini benar diwajibkan, Nucke mau tak mau harus menuruti peraturan. Namun, ia akan memastikan sekolah benar-benar menyiapkan sarana dan prasarana yang baik sebagai penunjang penerapan protokol kesehatan di sekolah.
Baca Juga: Pihak sekolah harus siapkan banyak hal sebelum kegiatan belajar tatap muka dilakukan
“Seperti menyediakan tempat cuci tangan, pengatur suhu badan, dan mewajibkan setiap anak mengenakan masker dan menjaga jarak satu sama lain,” ujar Nucke kepada Kontan.co.id, Selasa (15/6).
Nucke juga akan mewanti-wanti anaknya untuk tetap taat mengenakan protokol kesehatan. Ia juga akan menyiapkan bekal makanan sendiri sehingga anaknya tidak jajan di luar.
Selain itu, Nucke akan memastikan anaknya memiliki persediaan masker dan hand sanitizer di tasnya. Ia juga akan memberi arahan kepada anaknya untuk tidak berkerumun atau menjaga jarak dengan teman-temannya, juga menghindari kontak fisik langsung dengan siapapun.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Kasus corona melonjak tinggi, pemerintah perpanjang PPKM Mikro 15-28 Juni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News