kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pihak sekolah harus siapkan banyak hal sebelum kegiatan belajar tatap muka dilakukan


Selasa, 15 Juni 2021 / 10:10 WIB
Pihak sekolah harus siapkan banyak hal sebelum kegiatan belajar tatap muka dilakukan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan berjalannya waktu, wacana pembukaan sekolah tatap muka terus bergulir di tengah masa pandemi Covid-19. Kendati begitu, bukan perkara mudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara langsung ketika ketidakpastian pandemi masih menghantui.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyampaikan, suatu wilayah harus bisa memenuhi kesiapan dari berbagai indikator sebelum bisa dikatakan layak membuka sekolah tatap muka.

Dari sisi kesehatan, pemerintah harus melihat tren positivity rate, kenaikan kasus dan kematian, serta angka perawatan Covid-19 di rumah sakit sebelum benar-benar memutuskan suatu sekolah bisa dibuka untuk kegiatan secara tatap muka atau tidak.

Kemudian, harus dipastikan pula guru, tenaga pengajar, dan karyawan sekolah lainnya sudah menerima vaksin Covid-19 sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar tatap muka. Penyesuaian juga menyentuh ranah kurikulum pendidikan. “Pasti ada cara mengajar yang berbeda, termasuk durasi mengajar dan mata pelajaran apa saja yang harus offline dan bisa dilaksanakan online,” ungkap dia, Senin (14/6).

Baca Juga: Berperan signifikan, banyak program pemerintah yang bisa berhasil karena relawan

Kesiapan infrastruktur sekolah juga harus menjadi perhatian khusus di masa pandemi Covid-19. Pihak sekolah harus menyediakan wastafel yang layak untuk mencuci tangan, ruangan kelas yang ditata ulang menyesuaikan cara belajar di era pandemi, termasuk ventilasi udara yang memadai untuk menghindari penyebaran virus lewat udara.

Akses dari dan menuju sekolah juga harus disiapkan secara matang. Keberadaan bus khusus sekolah dapat dimanfaatkan untuk mengangkut siswa dari rumah sampai ke gedung sekolah. Pihak sekolah juga harus mengedukasi para siswa supaya perilaku mematuhi protokol kesehatan tak hanya diterapkan saat belajar di sekolah saja, melainkan juga di mana pun mereka berada.

Pihak sekolah juga perlu membentuk tim satgas Covid-19 yang sudah terlatih dalam menangani dan mencegah kasus penularan Covid-19. Selain itu, kerja sama dengan rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik kesehatan juga perlu dilakukan untuk memudahkan koordinasi apabila terjadi kasus infeksi Covid-19 di wilayah sekolah.

“Pemerintah dan pihak sekolah juga harus paham bahwa ada rem darurat yang berlaku di sekolah. Kalau ada kasus infeksi di wilayah sekolah, mau tidak mau sekolah itu harus ditutup dan kemudian dilakukan tracking serta sterilisasi,” pungkas Dicky.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Antisipasi lonjakan kasus pasca Lebaran, Ketua Satgas Covid-19 siapkan 6 jurus ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×