kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada potensi klaster libur panjang, kenali 15 gejala virus corona menurut WHO


Kamis, 29 Oktober 2020 / 00:00 WIB
Ada potensi klaster libur panjang, kenali 15 gejala virus corona menurut WHO


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Masyarakat harus makin waspada, seiring potensi kemunculan klaster baru Covid-19 saat libur panjang pekan ini. Termasuk, dengan mengenali gejala virus corona.

"Untuk daerah-daerah destinasi wisata, kami mohon kesiapsiagaannya untuk mengantisipasi timbulnya klaster libur panjang," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Wiku menyampaikan potensi kemunculan klaster libur panjang itu saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).

Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Wiku bilang, libur panjang terbukti berdampak pada penambahan kasus positif Covid-19. Pemicunya: ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.   

Jelas, masyarakat harus semakin waspada, termasuk dengan mengenali gejala virus corona. Melansir situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut gejala virus corona baru:

Baca Juga: Libur panjang, Satgas Covid-19: Masyarakat harus waspada, pandemi tak mengenal libur

Gejala virus corona yang paling umum

  • demam
  • batuk kering
  • rasa lelah

Gejala lain yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien

  • rasa nyeri dan sakit
  • hidung tersumbat
  • sakit kepala
  • konjungtivitis
  • sakit tenggorokan
  • diare
  • kehilangan indera rasa atau penciuman
  • ruam pada kulit 
  • perubahan warna jari tangan atau kaki. 

Baca Juga: Jumlah terkofirmasi virus corona kembali melonjak di atas 4.000 an, Rabu (28/10)

Gejala serius virus corona

Gejala serius virus corona

  • kesulitan bernapas/sesak napas
  • nyeri/tekanan dada
  • kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak

"Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan," sebut WHO.

Pada umumnya, gejala mulai muncul sekitar lima hingga enam hari setelah terjadi pajanan. "Tetapi, waktu kemunculan gejala ini dapat berkisar 1 hingga 14 hari," ungkap WHO.

Menurut WHO, sebagian besar, sekitar 80%, orang yang terinfeksi virus corona berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. 

Baca Juga: WHO: Kita ada pada titik kritis dalam pandemi, beberapa negara di jalur berbahaya

Orang-orang lanjut usia (lansia) dan dengan kondisi medis penyerta, seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker, memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. 

"Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang serius," tegas WHO. 

Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas alias sesak napas, nyeri atawa tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. 

"Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat," saran WHO.

Selanjutnya: Lagi, WHO: Hentikan politisasi Covid-19, pandemi bukanlah sepak bola politik!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×