Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Hingga pertengahan September 2021, sudah ada 6 jenis vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia.
Jumlah tersebut setelah kedatangan sebanyak 500.000 dosis vaksin Covid-19 produksi Johnson & Johnson atau Janssen pada Sabtu (11/9).
Kedatangan vaksin Johnson & Johnson adalah bantuan dari Pemerintah Belanda untuk membantu mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Lantas, apa saja 6 jenis vaksin Covid-19 yang telah ada di Indonesia?
6 Jenis vaksin yang ada di Indonesia
Dirangkum dari laman resmi Covid19.go.id dan Jakarta Smart City, ada 6 jenis vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Indonesia hingga Agustus 2021:
1. Sinovac
Sinovac adalah vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi China, Sinovac BioTech. Vaksin bernama CoronaVac ini, merupakan tipe vaksin whole virus yang memanfaatkan virus SARS-CoV-2 nonaktif.
Virus tersebut sudah tidak dapat menginfeksi tubuh, namun bisa memicu pembentukan imun dalam tubuh.
Vaksin Sinovac memiliki berbagai angka efikasi dari beberapa negara yang telah melakukan uji coba. Dalam uji coba di Brazil, vaksin Sinovac memiliki efikasi sekitar 50,65%.
Di Turki, efikasi vaksin Sinovac mencapai sekitar 91,25%. Sedangkan di Indonesia, efikasi vaksin Sinovac sekitar 65,3%.
Setelah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin Sinovac mulai digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia.
Selain Indonesia, negara-negara lain yang sudah memesan vaksin Sinovac di antaranya Brasil, Chili, Turki, Singapura, Filipina, dan Malaysia.
Baca Juga: Catat! Ini lokasi vaksinasi Covid-19 Pfizer untuk warga non-DKI di Jakarta
2. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca atau Oxford-AstraZeneca adalah vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama Universitas Oxford.
Vaksin ini merupakan tipe vaksin viral vector yang memanfaatkan adenovirus simpanse (yang sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya), untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh kita, sehingga memicu pembentukan antibodi.
Efikasi dari vaksin AstraZeneca berada di angka 70% secara keseluruhan. Setelah mengantongi izin penggunaan darurat dari World Health Organization (WHO), vaksin ini mulai didistribusikan dan digunakan di berbagai negara.
Penggunaan paling banyak di benua Eropa, Afrika, serta Asia seperti Vietnam, India, Malaysia, Filipina, Taiwan, Korea Selatan, dan Indonesia.
3. Moderna
Vaksin Moderna adalah vaksin yang diproduksi perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna. Vaksin Moderna adalah tipe vaksin messenger RNA (mRNA) yang menggunakan materi genetik untuk memberikan stimulus kepada sel tubuh kita agar membentuk antibodi.
Efikasi dari vaksin Moderna sekitar 95% dan telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari United State Food and Drug Administration (FDA).
Pendistribusian dan penggunaan vaksin ini lebih banyak dilakukan di negara asalnya, Amerika Serikat. Negara lain yang menggunakan vaksin ini di antaranya Inggris, Israel, dan Singapura.
Baca Juga: Ingin Menjadi Pusat Pendanaan Korporat, Singapura Siapkan Insentif Berikut
4. Pfizer
Pfizer-BioNTech adalah vaksin pertama di dunia yang diberikan untuk masyarakat umum. Vaksin ini merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dengan perusahaan farmasi asal Amerika, Pfizer.
Sama seperti Moderna, vaksin Pfizer-BioNTech adalah vaksin tipe messenger RNA (mRNA) atau vaksin asam nuklea. Vaksin ini menggunakan materi genetik, yaitu protein spike dari Covid-19, yang dimanfaatkan untuk memberikan instruksi kepada sel tubuh kita agar membentuk antibodi.
Vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efikasi sekitar 95% dan telah mengantongi izin penggunaan darurat dari WHO.
Pendistribusian dan penggunaan vaksin ini pertama kali dilakukan di Inggris, kemudian disusul Australia, Amerika Serikat, Israel, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, Singapura, dan Malaysia.
5. Sinopharm
Vaksin Sinopharm adalah vaksin virus corona buatan China dan telah diujikan di beberapa negara lainnya. Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi atau berjenis inactivated vaccine.
Vaksin tersebut telah masuk dalam daftar vaksin Covid-19 WHO dan mendapatkan EUA di China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Yordania, dan kini juga di Indonesia.
Vaksin Sinopharm juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02%.
Baca Juga: Pakar: China harus pertimbangkan vaksinasi Covid-19 anak di bawah 12 tahun
6. Vaksin Johnson & Johnson atau Janssen
Dirangkum dari laman BPOM dan FDA, Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies yang berasal dari Belgia.
Tapi, vaksin Johnson & Johnson atau Janssen diproduksi di beberapa fasilitas produksi, seperti di Grand River (AS), Aspen (Afrika Selatan), dan Catalent Indiana (AS).
Vaksin Johnson & Johnson menggunakan platform non-replicating viral vector atau menggunakan vektor adenovirus dan resmi mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan POM pada Jumat, 3 September 2021.
Target sasaran vaksin Johnson & Johnson adalah masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas dengan dosis tunggal atau satu kali suntikan sebanyak 0,5 ml secara intramuscular.
Dari segi efikasinya, umumnya vaksin Janssen dapat mencegah semua gejala Covid-19 sebesar 67,2%. Angka tersebut diperoleh dari data studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi.
Efek samping vaksin Jenssen yang mungkin terjadi antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di sekitar area suntikan.
Efek samping vaksin Janssen yang pernah terjadi antara lain sakit kepala, merasa lelah, nyeri otot, mual, demam, diare, muntah, telinga berdenging terus-menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, kesemutan atau paresthesia, dan mati rasa atau hipoestesia pada kulit.
Selanjutnya: Mengenal vaksin Covid-19 Johnson & Johnson atau Janssen dan efek sampingnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News