Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tempat perawatan:
RS lapangan, RS darurat Covid-19, RS Rujukan, RS non-rujukan
Terapi:
Favipiravir, Remdesivir 200 mgIV, Azitromisin, Kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi dokter penanggungjawab (DPJP), pengobatan komorbid bila ada, terapi O2 secara non-invasif dengan arus sedang sampai tinggi (HFNC)
Lama perawatan:
10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala
Baca Juga: Cara membedakan gejala sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19
4. Pasien berat/kritis
Gejala:
Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indera penciuman (anosmia), kehilangan indera pengecap (ageusia), malgia dan nyeri tulang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas > 30 kali per menit kali per menit, saturasi < 95%, sesak napas dengan distress pernapasan.
kondisi kritis:
ARDS/gagal napas, sepsis, syok sepsis dan gagal multi organ
Tempat perawatan:
HCU/ICU rujukan
Terapi:
Favipiravir, Remdesivir 200 mgIV, Azitromisin, Kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi dokter penanggungjawab (DPJP), pengobatan komorbid bila ada, HFNC/Ventilator, terapi tambahan
Lama perawatan:
Sampai dinyatakan sembuh oleh DPJP dengan hasil PCR negatif dan klinis membaik
Selanjutnya: Interleukin-6, obat terbaru yang disetujui WHO untuk pasien Covid-19 yang parah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News