Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Balita yang menderita batuk sebaiknya tidak diberikan obat batuk yang dijual bebas di toko. Ini obat rumahan yang bisa meredakan batuk pada balita.
Batuk, gangguan pernapasan yang bisa menyerang siapa saja.
Baca Juga: Minum Kopi yang Mengandung Kafein Bisa Mencegah Terbentuknya Batu Ginjal
Pada Balita berusia 1-3 tahun, batuk bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan sulit tidur malam.
Mengutip dari Medical News Today, batuk terbagi dalam dua jenis yakni batuk kering yang muncul karena iritasi saluran udacara bagian atas seperti tenggorokan dan sinus.
Kedua, batuk basah yang dipengaruhi oleh iritasi dan penumpukan lendir yang terkait di saluran udara pada bagian bawah di dalam paru-paru.
Obat batuk untuk balita
Food and Drug Administration (FDA) tidak merekomendasikan obat batuk dan pilek OTC (obat bebas) untuk anak di bawah usia 2 tahun.
Alasannya, obat tersebut berisiko memberikan efek samping yang bisa mengancam nyawa.
Obat batuk yang dijual bebas mungkin sangat berbahaya untuk anak-anak bila:
- Minum obat terlalu banyak
- Minum obat terlalu sering
- Minum obat lain dengan bahan aktif yang sama
- Minum obat yang mengandung kodein, karena obat ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan efek samping serius
FDA juga mencatat bahwa obat-obatan tersebut tidak akan memberikan efek mempercepat penyembuhan.
FDA merekomendasikan untuk Anda beralih ke pengobatan rumahan untuk mengurangi batuk pada bayi dan anak-anak.
Obat rumahan untuk mengobati batuk pada balita
Menurut FDA, pengobatan rumahan cenderung menjadi metode pengobatan yang lebih aman dan efektif untuk mengurangi gejala batuk pada anak-anak.
Berikut obat rumahan yang bisa membantu mengobati batuk pada balita:
1. Madu
Sebuah tinjauan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa madu memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan antiinflamasi. Semua sifat madu tersebut efektif meringankan gejala batuk.
Perlu Anda ketahui, madu dan produk yang mengandung madu tidak cocok untuk anak di bawah usia 12 bulan.
Sebuah penelitian tahun 2018 membandingkan efek madu dengan perawatan lain, termasuk obat-obatan, penekan batuk, plasebo, dan tanpa perawatan.
Hasilnya menunjukkan bahwa madu itu lebih efektif dalam meredakan gejala batuk daripada diphenhydramine dan tanpa pengobatan.
Berhubungan dengan memperpendek durasi gejala batuk, madu tampak kebih efektif daripada plasebo dan salbutaml.
Para penulis penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung atau menetang penggunaan madu untuk mengobati batuk.
2. Humidifier
Humidifier dingin membantu melembabkan saluran udara dan melonggarkan sekresi lendir.
Namun, FDA memperingatkan agar Anda tidak menggunakan humidifier hangat karena bisa menyebabkan pembengkakan pada saluran hidung yang bisa memperburuk pernapasan.
Menyimpan pelembab kabut dingin di kamar balita mungkin menjadi metode sederhana dan non invasif untuk membantu meringankan gejala batuk.
Kapan harus bertemu dengan dokter?
Anda sebaiknya segera bertemu dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan pada anak bila terjadi hal seperti berikut ini:
- Anak batuk tanpa henti
- Nyeri dada yang menetap saat tidak batuk
- Sakit telinga atau drainase telinga
- Sakit sinus
- Demam berulang atau demam yang berlangsung lebih dari tiga hari
Baca Juga: Merontokkan Asam Urat Sampai Kolesterol, Ini Manfaat Mengkudu untuk Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News