kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,55   7,95   0.80%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zifivax menjadi vaksin Covid-19 kesepuluh yang menerima izin penggunaan di Indonesia


Minggu, 10 Oktober 2021 / 22:09 WIB
Zifivax menjadi vaksin Covid-19 kesepuluh yang menerima izin penggunaan di Indonesia
ILUSTRASI. Petugas Dokkes Polda Aceh (kiri) memberikan suntikan vaksin COVID-19 Sinovac kepada pengunjung warung kopi (warkop) di Banda Aceh, Aceh, Minggu (10/10/2021). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/aww.


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan di Indonesia bertambah menjadi sepuluh. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Kamis (10/7), menerbitkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (EUA) bagi Zifivax. Ini adalah merek dagang untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan diproduksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.

Izin penggunaan darurat itu diterbitkan berdasarkan hasil dari serangkaian uji pra klinik dan uji klinik atas keamanan, imunogenisitas dan efikasi atas vaksin tersebut. Hasil uji praklinik dan uji klinik juga melalui proses pengkajian Badan POM bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). 

“Kami kembali menyampaikan apresiasi kepada Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan ITAGI atas kerja samanya yang memungkinkan vaksin ini segera rilis ke masyarakat,” ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito, seperti dikutip dalam keterangan pers tertulis, Kamis (7/10).

Baca Juga: OJK dorong vaksinasi Covid-19 massal di daerah

Catatan saja, Badan POM telah menerbitkan EUA untuk sembilan vaksin Covid-19. Dua yang pertama adalah Vaksin CoronaVac dan vaksin Covid-19 yang diproduksi Biofarma. Keduanya merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac. Lalu, vaksin Covid-19 AstraZeneca, Vaksin Sinopharm, Vaksin Moderna dan Vaksin Comirnaty yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech. Tiga vaksin yang juga sudah mendapatkan EUA dari Badan POM adalah vaksin Sputnik V buatan Gamaleya Rusia, vaksin Covid-19 Janssen dan Vaksin Convidecia yang dikembangkan Cansino.

Mengutip keterangan tertulis Badan POM, vaksin yang menggunakan platform rekombinan protein sub unit ini digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin diberikan melalui penyuntikan intramuscular sebanyak tiga kali. Dosis vaksin yang diberikan setiap suntikan sebesar 25 mcg atau 0,5 ml. Sedangkan rentang waktu di antara tiap penyuntikan adalah satu bulan. 

Hasil uji klinis memperlihatkan tingkat efikasi Zifivax mencapai 81,71%. Mengutip keterangan yang diunggah di situs covid19.go.id, efikasi berarti persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi. Efikasi sebesar itu dihitung mulai tujuh hari setelah seseorang mendapat vaksinasi lengkap. Tingkat efikasi menjadi 81,4% setelah 14 hari sejak seseorang mendapat vaksin lengkap. 

Baca Juga: Efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer dilaporkan turun setelah enam bulan

Efikasi Zifivak juga bisa dirinci berdasarkan rentang usia penerima vaksin. Untuk populasi dewasa, yang berada di rentang usia 18 tahun hingga 59 tahun, tingkat efikasi sebesar 81,51%. Sedangkan untuk penerima vaksin yang berusia 60 tahun ke atas efikasi mencapai 87,58%. Dalam uji klinis, untuk populasi Indonesia secara keseluruhan, tingkat efikasi mencapai 79,88%. 

Data interim uji klinis tahap ketiga juga memperlihatkan efikasi Zifivax terhadap berbagai varian virus corona. Terhadap virus corona varian Alfa, Zifivax memiliki efikasi sebesar 92,93%. Efikasi Zifivak terhadap virus corona varian Gamma dan Kappa masing-masing mencapai 100% dan 90%. Terhadap varian Delta, yang disebut-sebut sebagai varian virus corona yang paling menular, efikasi Zifivax mencapai 77,47%.

Merujuk ke hasil uji klinis, Badan POM menyebut, pemberian Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping lokal yang paling sering muncul di saat uji klinis adalah timbul nyeri pada tempat suntikan. Efek lain yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×