Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Penggunaan kondom saat berhubungan seksual dianggap sebagai salah satu cara mencegah penyakit menular seksual.
Kondom juga berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Namun, seberapa efektif kah kondom untuk mencegah penyakit menular seksual?
Dr Andrie Ronggani, Sp OG (Obstetri dan Ginekologi), membenarkan bahwa penggunaan kondom secara konsisten sangat efektif untuk mencegah penyakit menular seksual. Apalagi, bagi mereka yang sering bergonta-ganti pasangan.
Namun, kata dokter yang praktek di RS Gading Pluit ini, efektivitas kondom tidak bekerja maksimal untuk mencegah penularan HIV.
"Untuk human immunodeficiency virus (HIV), (efektivitas kondom) dikatakan 80%-90% oke. Sisanya masih beresiko tertular," kata Andrie saat seminar "Gonta-ganti Pasangan, Apa Resikonya?" yang digelar di Rumah Sakit Gading Pluit, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (22/7/2017).
Kenapa fungsi kondom tidak maksimal untuk mencegah HIV? Dr Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS, menjelaskan ada beberapa teori yang mendukung kurang efektifnya kondom dalam mencegah penularan HIV, salah satunya dari Amerika Serikat yang melihat pori-pori pada kondom.
"Kalau kita bandingkan virus dengan pori-pori, virus itu sebesar jeruk nipis, sementara pori-pori sebesar jeruk bali, jadi masih ada kemungkinan penularan," kata dia.
Oleh karena itu, perlindungan kondom untuk penyakit virus, kata Boyke tidak sebesar penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Nah, untuk mencegah agar tidak tertular, selain pemakaian kondom, maka seseorang harus memperhatikan beberapa aspek. Mulai dari tidak melakukan seks bebas, berganti-ganti pasangan seksual, hingga penggunaan jarum suntik untuk narkoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News