kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspadai penis kecil pada anak


Senin, 10 Agustus 2015 / 14:00 WIB
Waspadai penis kecil pada anak


Sumber: Tabloid Nova | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Cermati penis anak Anda. Jika terlalu kecil, bisa jadi karena ada kelainan. Selain ukuran penis kecil (mikropenis), ada juga yang penisnya tidak muncul (buried penis) karena tertutup lapisan lemak di bagian bawah perut.

Kasus lain seperti lubang kencing tidak normal, lubang terletak di bagian bawah (hipospadia), buah zakar (testis) yang tidak turun, adanya benjolan pada kantung kemaluan bisa jadi hernia jika isinya usus ataupun hidrokel jika isinya cairan.

Tentu hal tersebut tak bisa dibiarkan begitu saja atau dianggap akan beres ketika usia anak bertambah.

Beberapa kelainan tersebut disebut sebagai kelainan genital pada anak laki-laki. Dan jika tidak dikoreksi akan mengakibatkan dampak buruk, seperti infertilitas, tumor atau kanker.

Orangtua harus cermat dan melakukan pemeriksaan menyeluruh ketika masanya anak laki-laki akan disunat.

Beberapa kelainan genital pada anak-anak yang perlu diwaspadai orangtua adalah:

1. Mikropenis

“Diagnosa mikropenis ditegakkan jika ukuran penis anak yang baru lahir cukup bulan sangat kecil, yaitu kurang dari 2 cm tanpa disertai kelainan struktural penis lain,” kata Dr dr Irfan Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi RS Siloam ASRI dalam acara seminar media yang diselenggarakan Asri Urology Centre (AUC).

Penyebab mikropenis antara lain karena faktor hormonal sejak anak masih dalam kandungan.

“Ini akan menghambat kerja androgen khususnya testosteron dan dihidrotestosteron. Dan mengganggu substansi dalam pembentukan organ kelamin luar dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki.”

2. Buried Penis

Ukuran penis dapat juga terlihat kecil karena penis tidak muncul atau inconspicuous penis, seperti kelainan buried penis, webbed penis, dan trapped penis.

“Penyebabnya, karena kelainan pada jaringan ikat dan lapisan lemak di bagian bawah perut akibat obesitas. Dibutuhkan terapi yang tepat,” ujar Irfan.

3. Hipospadia

“Pada kasus hipospadia, letak lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti layaknya tetapi berada lebih bawah atau lebih pendek. Biasanya bentuk batang penis yang bengkok,” kata Irfan.

Namun, penyebabnya sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti meskipun merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan.

Meski hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit tapi menyebabkan gangguan saat berkemih. Bahkan setelah dewasa dapat menyebabkan gangguan pada fungsi reproduksi saat ejakulasi.

“Karena bentuk penis yang melengkung saat ereksi sehingga terjadi kesulitan penetrasi penis saat berhubungan seksual dan gangguan pancaran ejakulasi. Namun, tak perlu khawatir hipospadia dapat disembuhkan melalui tindakan rekonstruksi,” ujar Irfan.

4. Undescended Testis

Kasus lain yang sering dijumpai adalah testis yang tidak turun (undescended testis). “Tidak turun ke dalam posisi yang seharusnya (skrotum) sebelum anak dilahirkan. Testis terbentuk di dalam perut saat perkembangan janin, yaitu pada minggu terakhir menjelang kelahiran,” jelas Irfan

Hanya saja kasus ini lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir prematur karena proses turunnya testis seringkali belum sempurna.

“Apabila tidak segera dilakukan terapi penurunan testis, kasus ini dapat menimbulkan tumor bahkan kanker,” ujarnya. (Noverita K. Waldan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×