kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspadai faktor yang bisa sebabkan anak obesitas


Rabu, 13 Juli 2016 / 16:57 WIB
Waspadai faktor yang bisa sebabkan anak obesitas


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  Anak-anak memang butuh asupan makanan bergizi untuk tumbuh kembangnya. Tetapi jangan sampai mereka makan berlebihan. Jika jumlah kalori yang masuk jauh lebih banyak dari kalori yang dibuang, maka bisa menyebabkan anak obesitas.

Namun, obesitas pun bukan hanya persoalan makan yang berlebihan. Ada berbagai faktor risiko yang membuat anak kelebihan berat badan. Berikut 8 hal yang bisa menyebabkan anak obesitas seperti dikutip dari Parenting.com.

1. Makan berlebihan
Masalah utama pada obesitas memang ada pada pola makan yag berlebihan. Misalnya, saat waktu makan siang lebih sering konsumsi makanan berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, minuman bersoda, permen, dan ngemil keripik.

Menurut penelitian di Amerika, ngemil bisa meningkatkan asupan kalori dengan drastis. Apalagi, kebanyakan orang mengemil tanpa disadari sepanjang hari.

2. Kurangnya aktivitas fisik
Adanya komputer, televisi, dan video game bisa membuat anak-anak kurang melakukan aktivitas fisik. Anak akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk ataupun tiduran sehingga lebih sedikit kalori yang dibakar. Pembuangan kalori yang sangat sedikit setelah makan banyak bisa meningkatkan berat badan.

3. Lingkungan
Faktor lingkungan turut memengaruhi obesitas pada anak. Misalnya, lingkungan di rumah membiasakan menyimpan pizza, keripik, dan aneka camilan lainnya di dalam kulkas maupun meja makan.

Anak pun akan terbiasa memakan camilan yang tersedia. Berbeda jika kulkas lebih banyak diisi dengan buah-buahan dan sayuran, selain rendah kalori jenis makanan ini juga mengandung serat dan vitamin.

4. Faktor psikologis
Seperti orang dewasa, beberapa anak mungkin beralih ke makanan sebagai pelampiasan emosi negatif, seperti stres, kecemasan, atau merasa bosan. Contohnya, ketika anak-anak berjuang menghadapi perceraian orangtuanya dan kematian anggota keluarga. Munculnya masalah psikologis bisa membuat anak banyak makan.

5. Genetik
Tak dapat dipungkiri, faktor genetik juga memengaruhi anak untuk menjadi obesitas. Jika anak dilahirkan dari keluarga yang memiliki kelebihan berat badan, anak pun cenderung bisa memiliki bobot tubuh berlebihan.

Apalagi jika dibiasakan konsumsi makanan berkalori tinggi seperti orangtuanya dan tidak didorong untuk melakukan aktivitas fisik.

6. Faktor sosial ekonomi
Latar belakang orangtua yang berpenghasilan rendah bisa meningkatkan risiko obesitas pada anak. Hal ini dikaitkan dengan ketidakmampuan orangtua membeli makanan sehat dan anak tidak melakukan aktivitas fisik. Mereka akan memilih makanan tidak sehat yang lebih murah.

7. Kondisi medis tertentu
Meski jarang terjadi, kondisi medis tertentu seperti masalah genetik dan gangguan hormonal ternyata bisa menyebabkan seorang anak menjadi obesitas. Misalnya hipotiroidisme, yaitu ketika kelenjar tiroid kurang aktif sehingga tidak bisa melepaskan cukup hormon yang mengontrol metabolisme.

Ada pula sindrom Prader-Willi, suatu kelainan genetik yang mempengaruhi bagian otak yang mengontrol rasa lapar. Sindrom ini bisa membuat anak selalu merasa lapar sehingga makan lebih banyak.

8. Kurang tidur
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Archives of Disease in Childhood menunjukkan, anak-anak yang tidurnya kurang dari 13 jam pada usia 2 tahun, cenderung menjadi gemuk pada usia 7 tahun. Kurang tidur dinilai dapat mengubah kadar hormon yang mengontrol napsu makan.

Obesitas pada anak merupakan masalah serius. Jika tidak segera dicegah dan diatasi, anak dengan obesitas bisa terkena berbagai risiko penyakit di kemudian hari. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×