kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Waspadai ARDS, gejala Covid-19 berat yang sering menyebabkan kematian


Jumat, 09 Juli 2021 / 14:05 WIB
Waspadai ARDS, gejala Covid-19 berat yang sering menyebabkan kematian
ILUSTRASI. Waspadai ARDS, gejala Covid-19 berat yang sering menyebabkan kematian


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Infeksi virus corona tidak hanya menimbulkan gejala yang bermacam-macam, tapi efek sampingnya pun beragam. Salah satu efek samping dari infeksi virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19 dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS).

Sindrom gangguan pernafasan akut atau dikenal dengan ARDS adalah gejala Covid-19 berat yang jamak berkembang dari radang paru (pneumonia) yang terus memburuk. Apabila tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat, ARDS atau gejala Covid-19 berat ini dapat berdampak fatal.

Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu ARDS, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.

Apa itu ARDS pada gejala Covid-19 berat?

Melansir Mayo Clinic, ARDS yang merupakan gejala Covid-19 berat adalah gangguan pernapasan akut yang terjadi ketika cairan menumpuk di kantung-kantung udara (alveoli) di paru-paru. Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak terisi udara dalam jumlah cukup.

Akibat ARDS atau gejala Covid-19 berat adalah oksigen yang mengalir dalam aliran darah minim dan organ tubuh tidak dapat berfungsi normal karena kekurangan oksigen.

Lantas, bagaimana penderita Covid-19 bisa terkena ARDS. Dilansir dari Yale Medicine, virus corona yang masuk ke tubuh pengidap Covid-19 kerap menempel di saluran pernapasan bagian atas.

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Gejala Covid-19 dan Syarat Melakukan Isolasi Mandiri

Setelah infeksi tersebut, penderita akan mengalami peradangan sebagai respons kekebalan alami tubuhnya. Gejala kemunculan ARDS bisa berupa batuk, sakit tenggorokan, dan demam.

Di beberapa kasus, virus corona akan keluar dari saluran pernapasan bagian atas, bergerak di paru-paru, dan menyerang alveoli, dan memicu ARDS.

Lambat laun, alveoli yang terinfeksi virus akan kolaps seiring menurunnya fungsi paru dan kekurangan oksigen dalam darah. Di waktu yang bersamaan, cedera ini menyebabkan peradangan akut.

Kombinasi antara peradangan akut ditambah kadar oksigen rendah ini bisa berdampak fatal karena memicu kegagalan organ. ARDS pada pengidap Covid-19 berat biasanya muncul selang delapan hari setelah gejala awal.

Beberapa faktor risiko bisa meningkatkan peluang penderita Covid-19 terkena ARDS. Di antaranya usia sepuh, diabetes, dan tekanan darah tinggi.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×