kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada! Varian baru virus corona kemungkinan 30%-70% lebih mematikan


Selasa, 16 Februari 2021 / 07:35 WIB
Waspada! Varian baru virus corona kemungkinan 30%-70% lebih mematikan
ILUSTRASI. Sejak merebak di akhir 2019, kini, virus corona telah mengalami mutasi menjadi jenis atau varian-varian yang baru.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Virus corona diketahui mulai merebak pada akhir 2019. Kini, virus tersebut telah mengalami mutasi menjadi jenis atau varian-varian yang baru. 

Salah satu dari varian itu adalah yang banyak ditemukan di Inggris, yang kemudian dinamai dengan B.1.1.7. Meski awalnya diketahui menyebabkan banyak kasus di Inggris, varian virus ini kini telah menyebar di berbagai negara, bahkan yang terletak di beda benua, misalnya Amerika Serikat. 

Penelitian terus dilakukan untuk bisa mengidentifikasi dan mengetahui karakter juga sifat dari mutasi virus ini. 

Studi terbaru dari New and Emerging Respiratory Threats Advisory Group (NERVTAG) di Inggris menyebutkan, varian virus baru ini  30%-70% lebih mematikan dan lebih banyak mengakibatkan tingkat keparahan dibandingkan dengan infeksi varian virus corona liar yang ada sebelumnya. 

Baca Juga: Penelitian WHO, China bohongi dunia soal kasus Covid-19 di Wuhan

Mengutip Forbes, Senin (15/2/2021), kekhawatiran akan kemampuan B.1.1.7 dalam menimbulkan keparahan dan kematian ini sesungguhnya sudah ada sejak pertengahan Januari lalu. Kala itu, jumlah kematian akibat varian baru ini lebih banyak jika dibanding infeksi virus nonvarian baru. 

Data yang sama juga disampaikan studi lain, misalnya Public Health Skotlandia yang menyebutkan risiko rawat inap pada pengidap B.1.1.7 lebih tinggi dibanding kasus infeksi varian virus corona yang lain. 

Baca Juga: Orang yang sudah divaksin Covid-19 masih mungkin tertular, ini penjelasan Kemenkes

Demikian pula dengan risiko untuk masuk ke ICU. Intensive Care National Audit and Research Center (ICNARC) dan QResearch menemukan pengidap B.1.1.7 lebih berisiko menjalani perawatan hingga ICU, dibandingkan orang yang terinfeksi varian biasa. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×