kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada! Ratusan ilmuan: Virus corona yang ada di udara bisa menginfeksi orang


Senin, 06 Juli 2020 / 19:52 WIB
Waspada! Ratusan ilmuan: Virus corona yang ada di udara bisa menginfeksi orang


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ratusan ilmuwan mengatakan, ada bukti virus corona baru dalam partikel yang lebih kecil di udara bisa menginfeksi orang. Mereka pun menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi rekomendasinya.

WHO menyatakan, virus corona baru menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang keluar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara.

New York Times melaporkan, dalam sebuah surat terbuka kepada WHO yang rencananya akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah minggu ini, 239 ilmuwan dari 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel lebih kecil bisa menginfeksi manusia.

Baca Juga: Dunia butuh persatuan, WHO: Politisasi pandemi telah memperburuk keadaan

"Kami mengetahui artikel (New York Times) itu dan sedang meninjau isinya dengan para ahli teknis kami," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic melalui e-mail kepada Reuters, Minggu (5/7).

Apakah dibawa oleh tetesan besar setelah bersin atau tetesan yang jauh lebih kecil yang bisa meluncur jauh di udara, virus corona yang ada di udara bisa menginfeksi orang yang menghirup tetesan tersebut, menurut para ilmuwan.

Tapi, WHO menyebutkan, bukti virus yang ada di udara tidak meyakinkan, New York Times melaporkan.

"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali, kami menganggap penularan melalui udara sebagai hal yang mungkin tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," Dr Benedetta Allegranzi, Ketua Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi WHO, seperti dikutip New York Times.

Baca Juga: Kasus corona tembus 11 juta, WHO: Bangun, data tidak berbohong!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×