Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sama seperti jenis makanan yang kita konsumsi, waktu makan juga berperan penting dalam kesehatan kita. Riset yang diterbitkan dalam Jurnal Medis Cell dan didanai oleh Medical Research Council (MRC) menemukan kaitan kedua hal tersebut.
Menurut peneliti, waktu makan memiliki implikasi serius bagi mereka yang menderita jet lag setelah bepergian ke luar negeri dan bagi pekerja dengan jadwal kerja yang tidak konsisten alias dengan sistem shift. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti mengidentifikasi insulin sebagai sinyal utama yang membangun jam tubuh untuk mengenali kapan waktu yang tepat untuk makan.
Peneliti menguraikan bagaimana pelepasan hormon saat makan memicu stimulasi protein yang disebut "periode", yang mempengaruhi ritme sirkadian sel-sel tubuh. Oleh karena itu, ketika seseorang makan pada waktu yang tidak biasa, ini menyebabkan jam tubuh mereka menjadi terganggu.
Hal ini sekaligus menyebabkan masalah kesehatan termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. Para peneliti percaya temuan mengenai peran ini dapat membantu mengurangi masalah kesehatan karena gangguan jam tubuh.
Menurut peneliti, ini dapat dilakukan dengan memastikan individu makan pada waktu tertentu, atau meresepkan obat yang menargetkan pemberian sinyal insulin untuk mereka yang membutuhkannya. Riset ini dilakukan oleh tim dari MRC Laboratory of Molecular Biology (LMB) di Cambridge dan University of Manchester.
Riset dilakukan dengan melakukan percobaan pada sel-sel yang dikultur, yang kemudian diterapkan kepada tikus. Peneliti kemudian melakukan percobaan pada tikus dengan memberi para tikus makan saat-saat tikus biasanya beristirahat.
Hasilnya, perlakuan ini menyebabkan ritme sirkadian alami para tikus terganggu. "Inti dari jam seluler ini adalah seperangkat molekul kompleks yang interaksinya menyediakan waktu 24 jam yang tepat," jelas Dr John O'Neill, peneliti dari MRC LMB di Cambridge.
Menurutnya, insulin yang dilepaskan ketika makan dapat bertindak sebagai sinyal waktu untuk sel-sel di seluruh tubuh. Ritme sirkadian tubuh menentukan banyak perilaku, termasuk ketika tubuh siap tidur, membutuhkan makanan, kadar hormon, dan responsnya terhadap pengobatan.
Selain paparan sinar matahari yang didapatkan, peneliti menjelaskan ritme sirkadian seseorang juga selaras dengan waktu makan mereka. Makan pada waktu yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan pada ritme sirkadian.
Namun, para peneliti menyatakan bagaimana tubuh merasakan dan merespons waktu makan yang tidak biasa belum dieksplorasi secara efisien. Dr Priya Crosby, selaku pemimpin riset, menjelaskan pentingnya hubungan antara waktu makan dan kesehatan kita.
"Data kami menunjukkan makan di waktu yang salah dapat berdampak besar pada ritme sirkadian kita," kata Dr Crosby. Menurut Dr Crosby, memberi perhatian khusus pada waktu makan dan paparan cahaya merupakan cara terbaik untuk mengurangi dampak buruk dari pekerjaan dengan sistem shift atau dengan waktu yang tidak konsisten.
Dr David Bechtold, seorang dosen senior di University of Manchester, menekankan dampak negatif jangka panjang yang dapat ditimbulkan oleh jam tubuh terhadap kesehatan secara keseluruhan. "Kita sudah tahu masyarakat modern menghadapi banyak tantangan bagi kesehatan dan kesejahteraan kita - hal-hal yang dipandang biasa, seperti kerja shift, kurang tidur, dan jet lag, yang mengganggu jam tubuh kita," kata Dr Bechtold.
Menurutnya, temuan ini telah menjelaskan gangguan sirkadian meningkatkan risiko penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. (Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Waktu Makan Ternyata Pengaruhi Kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News