Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - VIENNA. Virus monkeypox atau cacar monyet semakin menyebar dan makin dekat ke Indonesia, pasca Australia mengonfirmasi kasus penyakit menular ini. Kenali ciri-ciri gejala cacar monyet.
Di Eropa, penyebaran virus cacar monyet semakin meluas, setelah Austria melaporkan kasus pertama dugaan penyakit itu pada Minggu (22/5).
"Kasus dugaan virus cacar monyet dikonfirmasi," kata otoritas kesehatan Austria, seperti dikutip Reuters. Pasien laki-laki telah dites positif terkena virus dan dengan gejala cacar monyet, yakni demam dan ruam.
Sementara Australia mengonfirmasi dua kasus cacar monyet, satu di Melbourne dan satu lagi di Sydney. Kasus di Melbourne adalah seorang pria berusia 30-an yang mengalami gejala ringan setelah pulang dari London pada 16 Mei lalu.
Mengutip ABC News, Otoritas kesehatan Negara Bagian New South Wales menyebutkan virus cacar monyet teridentifikasi pada seorang pria berusia 40-an yang baru saja kembali ke Sydney dari Eropa.
Baca Juga: Informasi Penting tentang Cacar Monyet dari WHO dan Gejalanya, Catat!
Sedang Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengonfirmasi penularan komunitas dalam kasus cacar monyet.
"Kami menemukan kasus yang tidak teridentifikasi kontak dengan individu dari Afrika Barat, yang telah kami lihat sebelumnya di negara ini," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins kepada BBC.
"Kami mendeteksi lebih banyak kasus setiap hari," ungkapnya.
Hopkins menolak untuk mengonfirmasi laporan bahwa satu orang berada dalam perawatan intensif. Tetapi, dia mengatakan, wabah itu terkonsentrasi di daerah perkotaan, di antara pria gay atau biseksual.
"Risiko populasi umum tetap sangat rendah saat ini, dan saya pikir orang perlu waspada terhadapnya," ujar dia seraya menambahkan, untuk kebanyakan orang dewasa, gejala cacar monyet "relatif ringan".
Baca Juga: WHO: Kasus Cacar Monyet Banyak Ditemukan pada Pria yang Berhubungan Seks dengan Pria
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, hingga Sabtu (21/5), ada 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet dari 12 negara yang tidak endemik penyakit tersebut.
"Informasi yang tersedia menunjukkan, penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala," kata WHO, seperti dilansir Reuters.
Hanya, Chief Health Officer New South Wales Kerry Chant mengatakan, virus cacar monyet bukan penyebab kepanikan, mengingat tingkat penularannya yang rendah antarmanusia.
"Biasanya, Anda perlu melakukan kontak tatap muka yang cukup lama," katanya kepada ABC News. "Ini bukan mekanisme penyebaran yang sama seperti Covid-19 atau flu, di mana penularannya lebih cepat".
Namun, Chant meminta masyarakat tetap harus waspada terhadap gejala virus cacar monyet.
"Dimulai dengan demam, nyeri otot, dan nyeri tubuh. Bisa terjadi di kelenjar getah bening yang besar, sakit kepala, lelah, dan lesu," jelasnya. "Dan kemudian diikuti dengan ruam satu sampai tiga hari. Seringkali ruam mulai di wajah".
Baca Juga: Virus Cacar Monyet Semakin Menyebar, Makin Dekat dengan Indonesia
Sedang gejala cacar monyet seperti yang WHO dari kasus-kasus sejak 15 Maret 2022:
- Sakit kepala
- Demam akut (>38,5 derajat Celcius)
- Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
- Mialgia (nyeri otot dan tubuh)
- Sakit punggung
- Asthenia (kelemahan yang mendalam)
Penularan virus cacar monyet melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 hingga 13 hari tetapi bisa 5 sampai 21 hari.
Orang yang terpapar virus cacar monyet biasanya sembuh dalam dua hingga empat minggu tanpa perlu menjalani perawatan di rumahsakit. Tetapi, penyakit ini terkadang mematikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News