Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Varises tidak hanya menyerang otot kaki atau tangan, tapi juga vagina. Benarkah? Lalu apa solusinya?
Dilansir dari Tabloid Nakita, Yogi Pramatirta, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Limijati Bandung, menjelaskan varises vagina terjadi di labia mayora. Ciri-ciri varises vagina, permukaan di labia mayora tampak tidak rata.
"Ada tonjolan-tonjolan yang berkelok-kelok dan berwarna agak kebiruan. Kadang terlihat seperti sekumpulan urat," jelas Yogi.
Varises ini paling sering timbul saat kehamilan tengah berlangsung. Untungnya, varises vagina jarang menimbulkan masalah serius pada wanita dan tidak memengaruhi pertumbuhan janin. Keluhan saat varises vagina hanya pegal-pegal di sekitar organ intim.
Mengapa kala hamil?
Rupanya, peningkatan hormon progesteron selama kehamilan membuat dinding pembuluh darah membesar dan melebar hingga menonjol ke permukaan bibir vagina. Alasan lain, terutama pada akhir kehamilan, janin telah mengisi rongga panggul dan membuat pembuluh darah balik bagian bawah panggul terbendung dan menyebabkan varises di bibir vagina.
Risiko terjadinya varises vagina semakin besar jika wanita tersebut tergolong gemuk, punya riwayat varises sebelumnya, asupan nutrisinya kurang serat, serta kurang beraktivitas.
Meski varises vagina tak membahayakan kehamilan, di kala persalinan ada kemungkinan pembuluh darah mengalami sobek yang kemudian memicu terjadinya robekan pada vagina. Jika itu terjadi, dokter harus menghentikan perdarahan dan memperbaiki jaringan sekitarnya.
Umumnya dokter kandungan telah terlatih menghadapi kasus tersebut. Biasanya, dokter tak akan melakukan operasi khusus karena varises vagina karena tindakan operasi pun menyimpan risiko tersendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News