kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Varian XE, Virus Corona Terbaru yang Lebih Menular, Ini Kata Satgas Covid-19


Kamis, 07 April 2022 / 04:10 WIB
Varian XE, Virus Corona Terbaru yang Lebih Menular, Ini Kata Satgas Covid-19


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus Covid-19 di Indonesia semakin berkurang hingga 6 April 2022. Namun, kewaspadaan terhadap Covid-19 tetap harus ditingkatkan karena ada varian baru virus corona yang lebih menular dibandingkan Omicron.

Omicron adalah virus corona varian yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara termasuk di Indonesia pada Januari-Februari 2022. Kini kasus Covid-19 di Indonesia sudah terkendali.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat Rabu 6 April 2022 ada tambahan 2.400 kasus baru corona. Dengan demikian, total ada 6.026.324 kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak pandemi terjadi pada Maret 2022.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 6 April 2022 bertambah 5.415 orang sehingga menjadi sebanyak 5.788.714 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 6 April 2022 di Indonesia bertambah 43 orang menjadi sebanyak 155.464 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 6 April mencapai 82.146 kasus, berkurang 3.058 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Jumlah kasus Covid-19  di Indonesia saat ini berkurang drastis dibandingkan saat serangan varian Omicron. Pada Februari 2022, penambahan kasus Covid-19 harian bisa mencapai di atas 50.000.

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Per 5 April: Penambahan Vaksinasi Mencapai 2,11 Juta Dosis

Kini setelah Omicron terkendali, WHO melaporkan adanya varian baru virus Corona di Inggris, yang sementara ini disebut sebagai varian XE. Selain di Inggris, varian XE juga ditemukan di Thailand.

Dilansir dari situs Covid19.go.id, Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa Omicron XE merupakan gabungan/rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2.

Dilansir dari Kompas.com, Badan Kesehatan Inggris menyampaikan, varian XE pertama kali terindentifikasi pada 19 Januari 2022, dengan 637 kasus yang sudah teridentifikasi terpapar varian ini.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menghimbau masyarakat tidak perlu takut berlebih dengan varian virus corona baru XE. "Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain COVID. Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," ungkap Wiku dilansir dari Covid19.go.id.

Namun, jika merujuk data awal penelitian mendapati kemampuan penularan Omicron XE sekitar 10% lebih tinggi dari Omicron BA.2. Akan tetapi, WHO sendiri menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini. Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia.

"Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," jelas Wiku.

Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, bila varian XE memiliki daya tular 10 persen lebih tinggi dibandingkan BA.2, maka virus ini 40 persen lebih cepat daripada varian Delta terkait penyebarannya. "Sekali lagi ini membuktikan bahwa di tengah euforia dunia terhadap pandemi Covid-19, (temuan ini) mengingatkan kembali bahwa kita tidak bisa abai, tidak bisa longgar yang tidak terkendali," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin lalu.

Dicky mengemukakan, Inggris merupakan salah satu negara dengan surveillance genomic atau pengawasan genomik yang terbaik. Sehingga, temuan varian XE ini pun lebih cepat dideteksi. Kemampuan deteksi genome virus dengan cepat juga dimiliki oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. "Pada negara-negara yang terbatas surveillance genomic-nya seperti Indonesia, kita harus waspada untuk selalu melihat perkembangan global," ujarnya.

Varian XE belum terdeteksi di Indonesia Wiku mengatakan, hingga saat ini varian XE belum terdeteksi di Indonesia. Meski demikian, pemerintah terus memantau perkembangan varian XE dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyesuaian kebijakan. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak takut berlebih terhadap Varian XE.

Sebab, rekombinasi pada virus bukan hal yang baru dan sudah banyak terjadi. "Ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," kata Wiku.

Selain itu, Wiku meminta masyarakat untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang di sekitarnya dengan tetap menggunakan masker dengan benar selama beraktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan virus. "Kita jaga kondisi ini dengan semangat gotong royong dan rasa penuh tanggung jawab atas peran masing-masing bukan tidak mungkin kita bisa mempertahankan kondisi yang kondusif ini dan tidak kembali mengalami lonjakan kasus," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×