kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vaksinasi jadi harapan baru penekan angka penyebaran Covid-19


Jumat, 15 Januari 2021 / 09:35 WIB
Vaksinasi jadi harapan baru penekan angka penyebaran Covid-19


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanganan Covid-19 memasuki babak baru. Program vaksinasi jadi jurus terbaru pemerintah dalam menekan angka penyebaran. Rabu (13/1), program vaksinasi pertama sudah dilakukan ke Presiden Joko Widodo dan beberapa tokoh lainnya.

Head of Economics Research Pefindo Fikri Permana menyambut baik langkah tersebut. Menurut dia, dengan menjadikan Jokowi sebagai orang pertama yang divaksin, bisa membuat kepercayaan masyarakat meningkat terhadap keamanan vaksin Covid-19. 

“Pemerintah kan juga sudah menyiapkan lebih dari 30 juta dosis, dua minggu lagi gelombang kedua vaksinasi juga akan segera dilakukan. Ini semoga bisa menjadi langkah yang mampu menekan angka penyebaran Covid-19,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (14/1).

Fikri mengaku dirinya siap untuk divaksin jika memang diberi kesempatan. Dia meyakini, efikasi vaksin Sinovac yang di atas 60% sudah lebih dari cukup mengingat batas ketentuan dari WHO pun 50%. Terlebih, dengan pernyataan ahli yang menyebut bahwa vaksin Sinovac sudah layak pakai dan bersertifikasi halal pun menambah keyakinannya.

Baca Juga: Cuma 181 juta penduduk Indonesia terima vaksin virus corona, berikut penjelasannya

Lebih lanjut, dia mengaku tidak ambil pusing dengan adanya pro-kontra di kalangan masyarakat terkait penggunaan vaksin ini. Menurut dia, hal tersebut merupakan perdebatan yang wajar. Baginya, selama sudah teruji klinis dan dinyatakan halal, bahkan sudah disuntikan ke berbagai tokoh penting, ia tak perlu merasa khawatir.

“Tapi yang perlu diingat, vaksin ini bukan obat ajaib yang membuat kita kebal dari Covid-19. Jangan mentang-mentang sudah divaksin terus jadi sembrono bepergian tanpa masker. Penerapan 3M tetap harus dilakukan sekalipun sudah divaksin, pemerintah juga harus tetap melaksanakan 3T,” pungkas Fikri.

Baca Juga: KPK sebut pengadaan vaksin corona dari Sinovac sudah sesuai rekomendasi

Hingga Kamis (14/1), ada tambahan 11.557 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia dan merupakan penambahan terbanyak. Sehingga total menjadi 869.600 kasus positif corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 7.741 orang sehingga menjadi sebanyak 711.205 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 295 orang menjadi sebanyak 25.246 orang.

Lantaran masih tingginya tambahan kasus positif corona, pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah corona, dimulai dari menekan angka penularan.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi ajukan anggaran bayar impor vaksin corona Sinovac Rp 20,9 triliun

Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus corona sebesar 35%.

Memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Kasus corona Indonesia rekor, ini cara agar tidak tertular Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×