Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mengembangkan vaksin Covid-19. Kini, Uji klinis vaksin BUMN sudah masuk fase 3 dimulai Kamis (9/6). Uji klinis akan dilakukan pada 4.050 subjek dengan rentang usia 18 tahun-70 tahun.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, selain untuk vaksinasi primer, penggunaan vaksin BUMN ini akan difokuskan pada kebutuhan vaksin booster dan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak.
Hal tersebut berkaca pada kondisi pandemi Covid-19 yang belum tahu pasti kapan akan berakhir, sehingga diperkirakan kebutuhan vaksin booster masih akan diperlukan.
"Pertama kita buat primer satu-dua dan kemungkinan nanti untuk booster dan untuk vaksinasi anak, karena vaksin Covid-19 anak memang belum semua (vaksin) sudah boleh untuk anak" kata Honesti dalam Kick Off Pelaksanaan Uji Klinis Fase Tiga Vaksin BUMN, secara virtual, Kamis (9/6).
Adapun untuk produksi masal vaksin BUMN tersebut, Bio Farma telah menyiapkan kapasitas produksi sebesar 120 juta dosis pertahun. Namun besaran vaksin BUMN yang akan diproduksi masih akan melihat berapa kebutuhan nantinya.
"Vaksin BUMN kita masuk tahap 3. Target kita, Juli nanti Insya Allah berjalan lancar, emergency use authorization (EUA) keluar, lalu produksi massal. Kita siapkan kapasitas produksi 120 juta dosis pertahun, berapa nanti produksinya akan sesuai kebutuhan," kata Honesti.
Baca Juga: Uji Coba Tahap 2 Vaksin Merah Putih Butuh 405 Relawan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, BPOM ikut aktif mendampingi pengembangan vaksin BUMN. Diantaranya mulai dari tahapan fasilitas produksi yang harus memenuhi good manufacturing product hingga tahapan uji klinis.
"Semoga hasil uji klinis baik dan sesuai dengan waktu yang disepakati dan segera kita bisa berikan EUA dan diproduksi komersil, tentunya dengan hasil vaksin yang bermutu, aman, efektif, berkhasiat dan berdaya saing," kata Penny.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menuturkan, vaksin BUMN dapat menjadi alternatif booster bagi masyarakat. Hasil serologi survei menunjukkan bahwa ada kenaikan titer antibodi Covid-19 melalui suntikan booster.
"Kita tidak tahu pandemi ini selesai kapan dan hasil seri survei secara berkala antibodi dari vaksinasi primer bisa turun, jadi ini [vaksin BUMN] jadi alternatif booster, disamping juga untuk vaksin primer," ujarnya.
Dante mengungkapkan, saat ini masih ada sisa anggaran vaksin di tahun 2022 sekitar Rp 1,3 triliun yang rencananya akan dialirkan penyerapan ke pengembangan vaksin dalam negeri.
Adapun produksi vaksin BUMN akan difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Ketika kebutuhan dalam negeri terpenuhi maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan ekspor vaksin BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, kemandirian kesehatan Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan saja. Baik kementerian dan lembaga, dunia pendidikan dan penelitian juga ikut berperan dalam pencapaian kedaulatan kesehatan dalam negeri.
Berkaca pada pandemi Covid-19, Indonesia belajar bahwa pentingnya membangun kedaulatan kesehatan. Hal ini agar jika di masa depan terjadi pandemi masyarakat dan negara akan lebih siap untuk menghadapi.
Oleh karenanya transformasi di industri kesehatan juga diperlukan, tak hanya di sisi Kementerian Kesehatan tapi juga stakeholder baik Kementerian BUMN dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Biar Tak Ragu Lagi, Ketahui Nama-nama Vaksin Covid-19 yang Sudah Berlabel Halal MUI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News