Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk Orang dengan HIV (ODHIV). Kelompok ini sangat rentan terhadap penyakit TBC karena kekebalan tubuh yang lemah, dengan dampak yang bisa berakibat fatal.
Data dari WHO menunjukkan bahwa pada 2023, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus baru TBC di Indonesia, dengan 25.000 kasus pada ODHIV. TBC menjadi penyebab utama kematian pada ODHIV, dengan risiko 20 kali lebih tinggi untuk terkena TBC dibandingkan kelompok lainnya. Laporan tersebut juga mencatat bahwa 25% kasus TBC pada ODHIV berakhir dengan kematian.
Namun, meskipun upaya pencegahan terus digencarkan, hanya 6,1% ODHIV baru di Indonesia yang menerima TPT pada tahun 2023, jauh dari target nasional yang sebesar 50%.
Baca Juga: Jelang Peringatan Hari AIDS, Sudah Tahu Beda HIV dan AIDS Belum?
"TBC adalah penyebab utama kematian bagi ODHIV, yang memiliki risiko 20 kali lebih tinggi terkena TBC. Laporan WHO mencatat 25 persen kasus TBC pada ODHIV berakibat kematian. Namun, hanya 6,1 persen ODHIV baru di Indonesia yang menerima TPT pada 2023, jauh dari target nasional yaitu 50 persen," ujar Ina Agustina Isturini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan pada acara Talkshow Peringatan Hari AIDS sedunia yang dihadiri KONTAN, pada Rabu (18/12).
Sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan, USAID telah mengirimkan bantuan senilai 1,5 juta dolar AS berupa 145.070 paket TPT jangka pendek, yang kini telah mulai didistribusikan ke wilayah-wilayah prioritas. Harapannya, bantuan ini akan mencegah penyebaran TBC dan menyelamatkan lebih banyak nyawa ODHIV.
USAID juga berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam mengatasi tantangan komunikasi mengenai TPT, yang sering kali disertai kekhawatiran akan efek samping.
Baca Juga: Golongan Ini Lebih Rentan Flu, Kenali Gejala dan Pencegahannya
"Kekhawatiran efek samping merupakan salah satu penghalang ODHIV untuk minum TPT selain banyaknya obat yang perlu diminum," jelas Dhefi Ratnawati, Ketua Tim Kerja Strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan pada kesempatan yang sama.
Dia menambahkan bahwa USAID PREVENT TB bersama dengan Kementerian Kesehatan telah menyiapkan strategi komunikasi untuk memotivasi ODHIV agar mengakses TPT.
USAID dan Kementerian Kesehatan berharap, melalui program ini, cakupan TPT akan semakin meluas dan dapat melindungi lebih banyak ODHIV dari ancaman TBC. Program ini juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah Indonesia dan USAID untuk mencapai eliminasi HIV dan TBC pada tahun 2030.
Selanjutnya: CNAF Catatkan Piutang Pembiayaan Rp 9,58 Triliun per Oktober 2024
Menarik Dibaca: 5 Keuntungan Terapkan Sistem Loyalitas Pelanggan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News