CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Upaya Menurunkan Prevalensi Merokok Terhambat Faktor Misinformasi


Selasa, 21 Mei 2024 / 22:54 WIB
Upaya Menurunkan Prevalensi Merokok Terhambat Faktor Misinformasi
ILUSTRASI. A man smokes a cigarette at the smoking area outside of Taipei Songshan Airport, Taipei, Taiwan, October 22, 2020. REUTERS/Ann Wang


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Misinformasi mengenai produk tembakau alternatif, yang dianggap sama bahayanya dengan rokok, dapat menyebabkan perokok dewasa enggan beralih ke produk yang lebih rendah risiko sehingga menghambat upaya menurunkan prevalensi merokok.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Budiyanto menjelaskan, produk tembakau alternatif menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction) sehingga lebih rendah risiko.

Oleh karena itu, misinformasi yang menyamakan risiko antara produk tembakau alternatif dan rokok tidaklah tepat.

Baca Juga: Industri Rokok Terdampak Kenaikan Cukai, Penyesuaian Harga Jual Tak Terhindarkan

"Produk yang diciptakan untuk untuk mengurangi risiko tidak mungkin sama berbahaya dengan produk sebelumnya. Banyak sekali informasi negatif yang beredar saat ini tidak berdasarkan kondisi sebenarnya, termasuk berita hoax dan penyalahgunaan produk," kata Budiyanto, Senin (20/5).

Sebagai bagian dari asosiasi yang menaungi para pelaku usaha rokok elektronik, Budiyanto berharap agar pemerintah dan masyarakat, khususnya perokok dewasa, tidak tergiring informasi keliru mengenai produk tembakau alternatif.

APVI juga mendorong seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, untuk berperan aktif memberikan edukasi mengenai profil risiko produk tersebut berdasarkan penelitian ilmiah, bukan opini negatif.

Baca Juga: Misinformasi Nikotin Dinilai Hambat Perokok Dewasa Akses Produk Rendah Risiko

"APVI sangat berkomitmen mendukung pemerintah dalam setiap kebijakan yang baik. Di berbagai negara, rokok elektronik digunakan sebagai alat untuk mengurangi prevalensi merokok. Sejak awal, APVI selalu mengkampanyekan pembatasan usia kepada seluruh pelaku usaha. Kami memiliki skema pengawasan demi menjamin tidak ada penjualan kepada anak di bawah umur," jelas Budiyanto.

Pada kesempatan terpisah, Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Brown University, Dr. Jennifer Tidey menjelaskan, ada banyak kesalahan informasi mengenai produk tembakau alternatif yang membuat perokok dewasa enggan beralih ke produk lebih rendah risiko.

Perlu diketahui, sebagian produk tembakau alternatif melalui proses pemanasan, bukan proses pembakaran seperti rokok sehingga tidak menghasilkan TAR.

"Apa yang banyak orang tidak pahami adalah bahwa bukan nikotinnya, melainkan bahan kimia dari pembakaran tembakau (TAR) yang dapat menyebabkan penyakit terkait merokok," ungkap Dr. Jennifer, seperti dikutip dari laman School of Public Health University Brown.

Baca Juga: Benarkah Nikotin Penyebab Masalah Kesehatan Akibat Merokok?

Meski lebih rendah risiko, produk tembakau alternatif bukan pintu masuk menuju kebiasaan merokok. Dr. Jennifer berpendapat bahwa perkiraan peningkatan jumlah perokok setelah munculnya rokok elektronik belum bisa dibuktikan secara substansial.

Oleh sebab itu, produk tembakau alternatif memiliki potensi mengurangi prevalensi merokok.

"Informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif lebih rendah risiko perlu dimasifkan. Jika Anda bukan perokok, jangan mulai menggunakan vape. Namun, jika Anda sudah merokok dan kesulitan berhenti, beralihlah ke produk yang lebih rendah risiko untuk mengurangi dampak buruknya," tambahnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Faktor Misinformasi Dinilai Ikut Menghambat Upaya Menurunkan Prevalensi Merokok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×