kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya Kurangi Prevalensi Perokok, Penelitian Tembakau Alternatif Perlu Diperbanyak


Senin, 31 Juli 2023 / 20:45 WIB
Upaya Kurangi Prevalensi Perokok, Penelitian Tembakau Alternatif Perlu Diperbanyak
ILUSTRASI. Rokok.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin, dinilai dapat menjadi solusi dalam menurunkan prevalensi merokok.

Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara didorong untuk memanfaatkan produk tembakau alternatif dalam menjawab tantangan ini.

Salah satunya melalui akses dan informasi yang akurat terkait produk tembakau alternatif.

Aktivis Pengurangan Bahaya Merokok dari Inggris yang merupakan panelis diskusi Global Forum Nicotine 2023 (GFN23) di Warsawa, Polandia, Clive Bates mengatakan, penelitian yang masif mengenai produk tembakau alternatif sangat diperlukan untuk keterbukaan informasi yang akurat, terutama mengenai profil risiko dari produk tersebut.

Baca Juga: Kementerian Keuangan Tetapkan Aturan Baru Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau

Sehingga para perokok dewasa yang ingin beralih ke produk yang lebih baik dapat mengambil keputusan yang tepat untuk untuk diri mereka.

“Sejumlah kajian ilmiah menunjukkan bahwa beralih ke produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih kecil daripada rokok. Penyebaran informasi yang salah dan menolak segala jenis produk tembakau alternatif dapat menghambat pengurangan bahaya merokok. Padahal, sebenarnya secara produk tembakau alternatif signifikan mengurangi risiko dari kebiasaan merokok,” papar Clive dikutip pada Senin (31/7/2023).

Satu diantara bukti efektivitas rokok elektrik dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan Universitas Oxford, Inggris, pada November 2022 lalu.

Menurut Jasjit Ahluwalia, Ilmuwan Kesehatan Masyarakat di Brown University, Amerika Serikat, yang juga menjadi panelis diskusi GFN23, hasil dari laporan tersebut menunjukkan bahwa perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan, dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.

Pada kesempatan berbeda, Peneliti dan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Neily Zakiyah, juga sependapat penyebarluasan informasi tentang profil risiko dan manfaat dari produk tembakau alternatif sebaiknya berbasis fakta dan kajian ilmiah.

Hal ini penting agar masyarakat mendapat informasi yang komprehensif dan akurat.

Baca Juga: Penerimaan Cukai Rokok Menyusut 12,61% di Semester I 2023, Ini Penyebabnya

“Kajian ilmiah yang komprehensif dapat memberikan informasi dan bukti mengenai profil risiko dan juga potensi produk tembakau alternatif. Penelitian-penelitian yang dilakukan juga diharapkan dapat mencegah individu yang bukan merupakan perokok, agar tidak mencoba produk tembakau alternatif,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kurangi Prevalensi Perokok, Penelitian Seputar Tembakau Alternatif Dinilai Perlu Diperbanyak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×