Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pernahkah Anda mencium bau kurang sedap dari tubuh teman Anda yang sedang berdiet paleo atau hanya makan makanan berlemak saja? Bau itu bukan berasal dari baju yang belum dicuci.
Penjelasan ilmiah soal bau itu ternyata ada kaitannya dengan pola makan tanpa karbohidrat yang dilakukan. Dan bau nafas yang aneh itu bukan satu-satunya akibat bila seseorang tidak mengkonsumsi nasi, roti, ubi dan teman-temannya.
Berikut hal-hal yang akan terjadi bila kita menghindari karbo dalam menu kita:
Terlihat lebih ramping
Tidak makan karbohidrat akan membuat orang menjadi lebih langsing dengan cepat. Hal ini terjadi karena banyak air yang terlepas dari tubuh.
“Karbohidrat yang dikonsumsi akan disimpan dalam bentuk glikogen (gula) di hati dan di otot bersama air,” ujar Laura Cipullo, ahli diet dan peneliti diabetes. “Tubuh akan menggunakan simpanan ini saat kita tidak makan atau sedang berolahraga. Saat kita menggunakannya, cairan dalam otot juga akan hilang, membuat kita tampak lebih langsing.”
Selain itu, jika tujuan kita menghindari karbo adalah untuk mengurangi berat badan, maka biasanya metabolisme kita ikut melambat tanpa karbohidrat. Pada titik tertentu, lambatnya metabolisme akan mencapai plateau dan membuat kita sulit menurunkan berat badan.
“Laju metabolisme memang ditentukan oleh apa yang kita makan dan berapa jumlahnya. Namun karbohidrat memiliki peran penting untuk memacunya,” kata Amanda Bontempo, terapis kesehatan nutrisi.
Tubuh mulai membakar lemak dan protein
Bila bahan bakar berupa glikogen habis, tubuh akan mulai menggunakan lemak dan protein (keton) sebagai bahan bakar. Ini disebut ketosis.
“Bagian ini tidak perlu dikhawatirkan, karena membakar lemah bukanlah hal yang buruk, selama Anda masih memiliki cadangan lemak,” ujar Mike Gorski, seorang pelatih kebugaran.
Meski begitu, jika lemak habis, tubuh akan membakar otot untuk mendapatkan tenaga, dan hal ini adalah sesuatu yang buruk. Kita akan merasa lemah dan otot kehilangan massanya.
Nafas menjadi bau
Keton adalah produk sampingan metabolisme yang menyebabkan napas berbau, bisa seperti buah-buahan tertentu. Namun bau itu lama kelamaan menjadi lebih menyengat dan tidak sedap. “Kadang-kadang baunya seperti pembersih cat kuku,” ujar Bontempo.
Mengalami sakit kepala
Pernahkan Anda sakit kepala karena kurang minum? Nah mengurangi karbohidrat juga akan menguras cairan dari tubuh.
“Air mengikuti karbohidrat, artinya jika kita tidak makan karbohidrat dan glikogen habis, maka air pun akan pergi,” kata Gorski. “Bila cairan berkurang bersama elektrolit, maka otak akan terpengaruh. Beberapa akan bisa mengalami sakit kepala karenanya.”
Oleh karena itu, mereka yang mengurangi karbohidrat disarankan untuk sering minum dalam jumlah cukup.
Mengalami konstipasi
Banyak karbohidrat berada pada makanan berserta seperti buah dan sayur. Bila seseorang sama sekali tidak makan karbohidrat, artinya tidak mengonsumsi serta juga, maka pencernaannya akan terganggu.
“Tanpa cairan yang cukup dan tidak ada serat dari biji-bijian, buah, dan sayur, maka saluran pencernaan kita akan kesulitan membuang sisa makanan yang tidak dicerna. Akibatnya kita sulit buang air besar,” papar Cipullo.
Sebaliknya, reaksi tubuh bisa berlawanan, yakni orang akan bolak-balik ke toilet, tergantung pada apa yang kita makan.
“Bila kita mengganti karbohidrat dengan protein kualitas rendah, makanan berlemak, atau makanan tanpa gula dengan pemanis buatan, maka gas akan terbentuk di perut dan bisa terjadi diare,” tambah Bontempo.
Tidak bersemangat
Fungsi kognitif seseorang bisa terhambat bila tidak mengonsumsi karbohidrat, karena membakar protein dan lemak membutuhkan proses lebih lama daripada memecah glukosa. Selain itu, tanpa karbo otak kita juga tidak akan mendapat dopamin yang membuat kita lebih bergairah.
Terhindar dari diabetes
Ini adalah bagian baiknya. Karbohidrat dan gula akan dengan cepat diubah menjadi glukosa dan membuat insulin ikut naik. “Kenaikan insulin yang berlebih akan membuat gula darah drop sehingga kita merasa lemas. Bila ini terjadi terus-menerus, akan terjadi insulin resistan, lalu pre diabetes, dan akhirnya menjadi diabetes,” ujar Bontempo.
Artinya, mengurangi karbohidrat akan membuat kita terhindar dari masalah seperti itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News