kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tips agar guru tak terimbas efek kelamaan berdiri


Rabu, 25 November 2015 / 18:20 WIB
Tips agar guru tak terimbas efek kelamaan berdiri


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Guru dan dosen, serta pendidik lainnya tentu sudah banyak menghabiskan waktu untuk berdiri.

Memang, berdiri  adalah postur alami manusia dan dengan sendirinya tidak menimbulkan bahaya kesehatan tertentu.

Namun, berdiri dalam waktu lama dapat menyebabkan kaki menjadi sakit, bengkak, varises, lelah otot,  nyeri punggung, kaku pada leher dan bahu, dan masalah kesehatan lainnya. 

Masalah kesehatan akan bertambah parah jika dalam pekerjaannya, guru harus mengambil posisi yang di luar keharusan anatomi tubuh, misalnya letak papan tulis terlalu tinggi atau rendah atau ruang depan kelas terlalu sempit bagi guru untuk berjalan-jalan sembari melemaskan otot-otot kakinya.

Efek berdiri lama

Menjaga tubuh dalam posisi tegak saat berdiri, membutuhkan kerja otot yang cukup banyak.

Hal ini akan mengurangi suplai darah ke jaringan otot.

Kurangnya aliran darah, akan mempercepat timbulnya rasa lelah dan kekakuan otot di area kaki, punggung serta leher.

Selain itu, berdiri berjam-jam tanpa ada jeda istirahat dapat menyebabkan darah berkumpul di kaki yang bisa berujung pada radang pembuluh darah.

Peradangan ini dapat berkembang dari waktu ke waktu menjadi varises kronis yang menyakitkan.

Berdiri berlebihan juga menyebabkan sendi di tulang belakang, pinggul, lutut dan kaki terkunci untuk sementara waktu.  

Imobilitas ini nantinya, bisa menyebabkan penyakit rematik akibat kerusakan degeneratif pada tendon dan ligamen.

Pekerja yang harus berdiri lama, karena tuntutan profesinya tidak dianjurkan untuk menggerakkan otot di luar batas kenyamanannya.

Juga tidak disarankan, untuk mengambil sesuatu yang terletak di belakang dengan cara memutar tubuhnya.

Jika Anda harus mengambil sesuatu yang ada di belakang Anda, balikkan seluruh tubuh termasuk kaki, sehingga Anda berhadapan dengan benda itu, barulah Anda boleh mengambilnya.

Jika kaki sudah terasa pegal, berjalanlah perlahan-lahan untuk melemaskan otot.

Lebih baik lagi, Anda segera duduk dengan kaki diluruskan di bawah meja.

Di situs resminya, Canadian Centre for Occupational Health and Safety juga menyarankan Anda untuk memerhatikan alas kaki seperti berikut ini:

1. Pilih alas kaki yang paling nyaman dan ukurannya pas, tidak terlalu besar juga tidak terlalu sempit.

2. Jangan memakai alas kaki yang terlalu sempit di bagian ujungnya, sehingga jari-jari kaki Anda tidak leluasa bergerak.

3. Pastikan alas kaki Anda didesain sesuai lengkung anatomi kaki.

4. Jangan memilih sepatu dengan tumit yang terlalu datar atau lebih tinggi dari 5 cm.

5. Jangan memilih sepatu yang terlalu banyak aksesoris yang memberatkan.

6. Pastikan bagian sol sepatu Anda tidak terlalu licin apalagi jika lantai tempat kerja Anda juga licin. Jika dua permukaan licin bertemu, risiko tergelincir akan semakin besar.

7. Jika sepatu Anda berjenis boot, pastikan bagian atas sepatu tidak terlalu mencengkeram area pergelangan kaki dan betis.

8. Pilih kaus kaki berbahan katun, supaya kulit kaki Anda tetap leluasa untuk bernapas. Kaki yang lembab dapat menjadi sarang jamur penyebab bau kaki dan infeksi.

9. Pastikan alas kaki Anda cukup lentur untuk diajak bergerak dan melangkah ke sana-kemari.

(Lily Turangan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×