kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tetap Jaga Kesehatan, 5 Penyakit Ini Rawan Menyerang Pengungsi di Pengungsian


Kamis, 01 Desember 2022 / 11:42 WIB
Tetap Jaga Kesehatan, 5 Penyakit Ini Rawan Menyerang Pengungsi di Pengungsian
ILUSTRASI. Tetap Jaga Kesehatan, 5 Penyakit Ini Rawan Menyerang Pengungsi di Pengungsian. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -   Kondisi tempat pengungsian tentu sangat berbeda dengan rumah sebelum bencana datang. Tidak jarang pengungsi terserang penyakit akibat kondisi pengungsian yang terbatas mulai dari akses sanitasi hingga obat-obatan. 

Selain itu, kondisi kesehatan korban bencana yang menurun akibat bencana alam menyebabkan pengungsi mudah terserang penyakit. 

Vella Rohmayani Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) FIK Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyebut faktor yang dapat mempengaruhi munculnya berbagai gangguan penyakit di lokasi pengungsian. 

Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu karena kurang memadainya akses untuk mendapatkan air bersih, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kepadatan penduduk, serta masih rendahnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Baca Juga: Rekrutmen Bersama BUMN 2022 Buat Lulusan D3, S1, dan S2 Bakal Dibuka, Cek Infonya Ini

Penyakit-penyakit yang menyerang pengungsi

Lebih lanjut Vella menjelaskan ada beberapa jenis penyakit yang rawan terjadi di tempat pengungsian diantaranya:

1. Penyakit infeksi gangguan pencernaan. 

Penyakit ini rawan terjadi karena di lokasi pengungsian ketersediaan akses air bersih sangat minim, sanitasi lingkungan yang kurang baik, serta masih rendahnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Penyakit gangguan pencernaan dapat ditularkan melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, protozoa maupun cacing parasite,” tutur Vella, dikutip dari situs UM SUrabaya.

2. Infeksi kutu rambut

Di lokasi pengungsian mengharuskan para pengungsi untuk tidur secara bersama-sama dalam satu lokasi. 

Kegiatan tidur bersama dalam satu ruangan dengan banyak orang dapat mengakibatkan penularan infeksi ektoparasit pediculus humanus capitis atau disebut dengan kutu rambut kepala.

3. Jamur kulit. 

Lokasi pengungsian biasanya padat orang. Sehingga ketika ada seseorang yang menderita infeksi jamur kulit, maka akan mudah sekali menular ke pengungsi lainnya. Melalui gesekan kulit, pemakaian sabun batang bersama dan lain seterusnya. 

Baca Juga: Anda Posisi Buat Semua Jurusan, Cek Lowongan Kerja di LPDP 2022 Ini

4. Penyakit batuk pilek. 

Salah satu penyakit yang mudah menular adalah batuk pilek. Penyakit ini umumnya sering menyerang anak-anak, terlebih yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

“Di lokasi pengungsian makanan yang tersedia biasanya serba kurang dan terbatas, sehingga pemenuhan gizi anak tidak bisa terpenuhi. Terlebih di tempat pengungsian padat populasi, sehingga penularan batuk pilek lebih masif terjadi,”imbuhnya lagi.

5. Penyakit yang ditularkan melalui serangga.

Kondisi bencana mengakibatkan munculnya tempat perindukan baru bagi vektor atau penular penyakit, yaitu nyamuk, lalat, kecoa serta berbagai jenis serangga lainnya yang berperan sebagai vektor.

“Penyakit yang sering ditularkan melalui perantara vector nyamuk seperti penyakit DBD dan malaria. Penyakit yang ditularkan melalui vector lalat maupun kecoa misalnya penyakit diare, disentri, demam tifoid, kolera dan lain seterusnya,” pungkas Vella. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×